Institut Agama Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka (IAI ALMAWAR) kembali melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi pejabat struktural lingkup Yayasan Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Kolaka. Di tengah pandemi Covid-19, kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini dilaksanakan dengan menerapkan protocol kesehatan (22-24/02/2021).
Diklat ini merupakan program dari Lembaga Penjamin Mutu dan Pengawasan Internal yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM para pejabat struktural lingkup Yayasan Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Kolaka sehingga melahirkan inovasi-inovasi baru yang menunjang pelaksanaan pogram Pendidikan. Pesertanya terdiri atas para wakil rector, dekanat, pimpinan Lembaga dan para kepala sekolah.
Pemateri atau pengajar pada Diklat ini, tidak hanya berasal dari IAI Al Mawar, tetapi mengundang beberapa narasumber yang dengan pengalaman dan inovasi-inovasi gebrakannya dianggap berhasil membawa perubahan besar pada Lembaga yang mereka pimpin, diantaranya Dr. Supriyanto, MA (Ketua Yayasan Pesantren Ummusshabri Kendari) dan Dr. H. Nur Alim, M.Pd (Mantan Rektor IAIN Kendari).
Dalam sambutannya, Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Kolaka Dr. KH. M. Zakariah, MA mengungkapkan bahwa saat ini Yayasan sedang dalam pengusulan penggabungan antara Institut Agama Islam dan Institut Teknologi Al Mawaddah Warrahmah Kolaka menjadi UNIVERSITAS SAINS ISLAM AL MAWADDAH WARRAHMAH KOLAKA (USIMAR). oleh karena itu, melalui Diklat ini diharapkan para pejabat struktural memiliki kompetensi dan peningkatan SDM yang mumpuni dengan melahirkan inovasi-inovasi baru sehingga mampu membawa Lembaga Pendidikan di lingkup Yayasan Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Kolaka unggul dengan kuantitas dan kulitas yang maju.
"Melalui pelatihan ini, para pejabat struktural diharapkan pula semakin siap menghadapi tantangan kedepannya. Di era disrupsi, diharapkan dapat melahirkan inovasi dalam pengajaran untuk mengimbangi siswa dan mahasiswa yang saat ini sudah merambah ke dunia digitalisasi. kita harus sadar, siswa dan mahasiswa sekarang sebagai generasi digital native, yang melekat dengan teknologi. Konsep mereka terhadap sekolah sudah berbeda dengan yang kita alami dulu. Guru dan Dosen harus mau dan mampu beradaptasi dengan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman" tambahnya.