Mohon tunggu...
Kang Ade
Kang Ade Mohon Tunggu... profesional -

Driver 1k km Palu - Mamuju - Tana Toraja ajang Datsun Risers Expedition 2 Etape 2 Sulawesi. www.kliksoreang.com | Email: info@individualis.me | http://individualis.me

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lebih Mengenal Balitbang PU Sambil Ber-Zumba Ria di CFD Dago Bandung

5 Desember 2017   23:56 Diperbarui: 6 Desember 2017   00:31 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arief menambahkan, "Sampah yang bisa dijual, seperti botol-botol, plastik dikumpulkan dalam tempat yang sama. Lalu sampah berupa kompos juga dikumpulkan. Ketika satu RT bisa mengumpulkan kompos bisa dijual ke petani. Paling tidak sebagai pupuk di rumah kita masing-masing."

Jadi yang paling penting selain mensosialisasikan 3R, tugas pemerintah yang lain adalah bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan. Dan tidak kalah penting sikap kepedulian, "Percuma saja pemerintah mensosialisasikan tentang 3R misalnya -- namun masyarakatnya sangat tidak peduli," pungkas Arief.

Usai berbincang-bincang serius tapi santai dengan Arief Sabaruddin, saya dan teman-teman pun memiliki kesempatan emas berbicara seputar pembangunan jalan dan jembatan bersama seorang pakar di bidang tersebut yaitu ibu Natalia Tanan.

Bersama dengan Natalia, saya dan teman-teman kian faham tentang Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Ternyata, program yang dikelola oleh ibu berkacamata ini sangat berhubungan erat dengan fasilitas pejalan kaki.

"Ada beberapa kriteria fasilitas pejalan kaki yang mendukung program kota hijau," tegas Natalia.

Natalia berkantor di Bandung dan saat ini tengah fokus menggalakkan Fasilitas Pejalan Kaki Menuju Kota Hijau. Sebagai bagian dari transportasi berkelanjutan atau biasa disebut juga dengan istilah Green Transportation, penyediaan pejalan kaki turut berperan dalam mewujudkan kota hijau.

Salah satu upaya yang kini tengah dilakukan oleh ibu Natalia adalah bagaimana cara mewujudkan moda pejalan kaki dengan memberikan ruang publik yang menarik. Sehingga bila moda pejalan kakinya bagus maka tidak akan sulit menarik minat warga masyarakat untuk membiasakan berjalan kaki kemana-mana.

Apabila ini terwujud maka pejalan kaki bisa membantu pemerintah dalam mewujudkan kota hijau kemudian mampu mendorong pengembangan sistem transportasi. Termasuk kelayakan berjalan atau walkability. Upaya yang dilakukan dalam mendukung para pejalan kaki. Apa saja yang diperhitungkan?

Pusjatan berusaha untuk memperhitungkan konektivitas jalur berjalan, kualitas fasiltas pejalan kaki, kondisi jalan, pola penggunaan lahan, dukungan masyarakat, keamanan dan kenyamanan untuk berjalan.

Dari memperhitungkan hal-hal tersebut, membuahkan prinsip-prinsip Fasilitas Pejalan Kaki, antara lain;

  1. Aksesbilitas dan konektivitas,
  2. Daya Tarik,
  3. Kenyamanan dan kesetaraan,
  4. Keselamatan,
  5. Keamanan.

adetruna-dan-arief-sabaruddin-kepala-pusat-litbang-pupr-puskim-dan-natalia-tanan-program-pengembangan-kota-hijau-p2kh-5a26ce9f756db559a1639e63.jpg
adetruna-dan-arief-sabaruddin-kepala-pusat-litbang-pupr-puskim-dan-natalia-tanan-program-pengembangan-kota-hijau-p2kh-5a26ce9f756db559a1639e63.jpg
Saat kemarin pun terdapat literasi di ruang publik HBKB Dago, semua yang kami bicarakan sudah dirangkum dalam beberapa poster, baik itu saat berbincang-bincang dengan bapak Arief atau dengan Ibu Natalia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun