Tanaman  Aren di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten banyak tumbuh melimpah ruah di daerah Pandeglang Selatan khususnya di Kecamatan Sentra Gula Aren seperti Cibaliung, Munjul dan hampir ditemui tersebar di seluruh wilayah kecamatan tumbuh pohon yang memiliki nama latin arenga pinnata ini.
Umumnya pohon jenis falm ini terdapat di daerah lembah dan perbukitan, sehingga tanaman aren dapat tumbuh dengan subur secara alami. Hal tersebut mendukung upaya konservasi lantaran akar dari tanaman aren dapat menyimpan air, sehingga menahan terjadinya erosi.
Lain itu, banyak manfaat yang diperoleh warga setempat dengan adanya tumbuhan yang mirip pohon kelapa sawit ini diantaranya, pembuatan gula aren, bijinya dapat diolah menjadi panganan lokal kolang kaling, daunnya bisa dibuat atap rumah sederhana, sapu lidi atau sapu ijuk, hingga tepung sagu dari batang pohon aren.
Nah, dari beragam manfaat yang ada tersebut, pembuatan gula aren menjadi salah satu sumber utama kehidupan warga setempat. Ya, gula aren merupakan salah satu produk olahan hasil pertanian yang diperoleh dari sadapan pohon aren yang disebut nira.Â
Lalu, nira diolah menjadi gula dalam berbagai bentuk produk olahan jadi berupa gula batok, gula semut, silinder, gula kristal, gula tepung, bahkan produk minuman berbahan dasar gula aren.
Secara umum, proses pengolahan gula aren dimulai dari proses pengambilan air nira dari pohon aren dengan cara menyadap menggunakan bumbung dari bambu yang dirancang khusus.Â
Kemudian para petani gula aren naik ke pohon dan memasang bumbung selama 1 hari untuk setiap pohon, selanjutnya air nira yang didapat dikumpulkan. Lalu diolah dengan cara dipanaskan pada wadah atau wajan sambil diaduk hingga mengental kemudian dipindahkan kedalam cetakan.
Selain proses kristalisasi atau proses gula nira dari cair menjadi padat, saat ini kebutuhan pasar akan gula aren khususnya gula semut yang banyak diminati, maka perlu adanya alat yang bisa membuat gula semut.Â
Khususnya dalam proses pengayakan. Pasalnya, proses pengayakan saat ini kebanyakan masih menggunakan cara tradisional yakni gula aren diayak menggunakan saringan yang dipegang pakai tangan. Kemudian digoyang-goyang, sehingga serbuk gula aren turun dengan tingkat kekasaran sesuai dengan hasil ayakan.