Bila seorang tokoh menduduki suatu jabatan terus dilirik oleh lembaga survey itu hal biasa. Tapi bila tokoh tersebut tak miliki jabatan di legislatif dan eksekutif, namun elektabilitasnya tinggi tentu sangat luar biasa. Hanya Agus Harimurti Yudhyono  atau AHY tokoh yang saya maksud.
Ketua Umum Partai Demokrat tersebut rupanya miliki nilai tertinggi nomor empat dari hasil lembaga survey Indicator. Di mana, lembaga itu mencatatkan kenaikan skor bagi AHY hanya dalam satu bulan saja.
Dari rilisan yang disampaikan ke publik belum lama ini, Indicator mencatat kenaikan skor AHY dari 4,8 (Juni) menjadi 6,8 (Juli).
Saya melihat nilai ini mengalahkan nilai seorang Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Mantan Menteri Sosial Kabinet Joko Widodo ini tak beda jauh dari anak kandung mantan Presiden ke 5 Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri dan juga sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani. Nilai elektabilitasnya jauh merosot. Artinya masyarakat sudah tak percaya lagi dengan dua tokoh ini.
Menurut saya pencapaian ini tentu sangatlah luar biasa. Mengingat AHY bukan Kepala Daerah, bukan pula pejabat negara di tingkat pusat. Makna yang tersirat rakyat benar-benar menggantungkan harapan mereka kepada putra SBY itu untuk membenahi kondisi politik hari ini. Â
Hal ini dibuktikan dengan dukungan rakyat kepada AHY makin meningkat. Terlepas dari itu, rakyat sudah melihat nyata atas tindakan serta gerakan yang telah dilakukan AHY bersama Partai Demokrat. Karena rakyat melihat AHY sukses membawa Partai Demokrat bergerak paling depan membantu rakyat.
Ke depannya peluang AHY terbuka lebar untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Bayangkan saja, dalam tempo tiga bulan AHY sudah bisa mengungguli seniornya.
Sedikit bergeser ke belakang, awal Pandemi Covid menyerang Indonesia Partai Demokrat bergerak cepat memberikan bantuan kepada masyarakat. Tentunya bagi masyarakat yang terkena pandemi Covid-19. Gerakan nasional yang serentak dilakukan di seluruh Indonesia tersebut, berhasil menghambat penyebaran virus semakin luas.
Nilai rupiah yang diberikan pun tak sedikit. Setidaknya hampir Rp 190 miliar sudah diberikan kepada masyarakat guna mengatasi penyebaran covid-19. Bantuan pun bermacam-macam diberikan kepada masyarakat.
Di mulai dari bantuan Alat Pelindung Diri atau APD, paket sembako, penyemprotan disinfekta, bangun westafel portable di pemukiman penduduk hingga bantuan berupa uang tunai guna melawan ganasnya virus asal Cina tersebut. Â
Buktinya, dari beberapa Kepala Daerah yang memilih mengikuti kebijakan nasional dari Presiden untuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kurang efesien dibanding Kepala Daerah yang berasal dari kader Partai Demokrat untuk melakukan lockdown atau membatasi wilayah di daerah kerjanya.
