Mohon tunggu...
Nadhifa Adennia
Nadhifa Adennia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa program studi S1 Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasionalisme Generasi Muda yang Tergerus Arus Globalisasi

8 Juni 2022   22:06 Diperbarui: 10 Juni 2022   18:02 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada zaman serba teknologi seperti sekarang ini, kita dengan mudah mengakses hal - hal yang jauh dari jangkauan kita. Dengan adanya internet, kita dapat dengan mudah melihat apa saja yang sedang terjadi di luar negara kita. Di sisi lain, segala hal dari luar pun dengan mudah masuk negara kita. Mulai dari makanan, budaya, hingga perilaku. 

Secara tidak sadar, hal - hal tersebut dapat mengancam rasa nasionalisme yang ada pada diri masyarakat Indonesia. Karena nyatanya, dampak globalisasi tidak hanya sekadar senandung lagu galau barat atau tarian boyband Asia, namun juga mencakup sisi negatif bagi keutuhan bangsa Indonesia, sesuatu yang lebih daripada apa yang kita bayangkan.

Secara bahasa, nasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris, nation, yang memiliki arti bangsa. Bangsa sendiri memiliki arti yakni kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan yang biasanya menempati wilayah tertentu di muka bumi. 

Secara terminologi, nasionalisme sendiri merupakan perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsa sendiri tanpa menganggap rendah bangsa lain. Menurut Permanto (2012), nasionalisme adalah suatu paham yang berisi kesadaran bahwa tiap - tiap warga negara merupakan bagian dari suatu bangsa Indonesia yang berkewajiban mencintai dan membela negaranya.

Sehingga, kewajiban seorang warga negara tersebutlah yang menjadi dasar bagi terbentuknya semangat kebangsaan Indonesia. Rasa nasionalisme tentu sangat dibutuhkan pada setiap individu bangsa Indonesia. Tanpa nasionalisme, maka negara kita akan kehilangan rasa persatuannya, terutama pada era globalisasi.

Globalisasi secara etimologi merupakan gabungan dari kata “globa” dan “sasi”. “Globa” memiliki arti mendunia, dan “sasi” adalah proses. Apabila digabungkan, maka kedua kata ini memiliki makna “proses sesuatu yang mendunia”. 

Globalisasi adalah tersebar luasnya pengaruh ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang ada di setiap penjuru dunia ke penjuru dunia yang lain sehingga tidak jelas lagi batas - batas yang jelas dari suatu negara. Globalisasi berlangsung melalui dua dimensi antar bangsa, yakni dimensi ruang dan waktu. 

Ruang semakin dipersempit, sedangkan waktu semakin dipercepat. Globalisasi juga mempengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan, seperti ekonomi, sosial dan budaya, ideologi, politik, pertahan dan keamanan, dan lainnya. Kehadiran globalisasi tentu memberi pengaruh yang cukup besar pada kehidupan suatu negara, tak terkecuali Indonesia. 

Pengaruh tadi juga meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan pengaruh negatif. Tidak sedikit golongan yang sadar bahwa globalisasi membawa banyak pengaruh positif, salah satunya adalah semakin mudahnya kita dalam proses berkomunikasi dengan media yang lebih canggih. Namun, tidak banyak orang yang sadar bahwa secara perlahan, globalisasi juga memberi dampak negatif pada kehidupan bernegara bangsa Indonesia.

Arus globalisasi dapat dibilang sangat cepat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Pengaruh globalisasi pada generasi muda sangatlah dahsyat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat generasi muda kehilangan kepribadian diri sebagai individu yang berkebangsaan Indonesia. 

Peristiwa ini dibuktikan dengan gejala – gejala yang muncul pada keseharian kalangan muda sekarang. Mudahnya, banyak individu yang lebih suka menjadi sosok lain, menutupi identitas aslinya. Banyak juga remaja yang enggan melestarikan budaya bangsa, mengabaikan nilai sopan santun yang sudah tertanam sejak dahulu, dengan berpakaian yang tidak layak, bertindak seenaknya sendiri, dan sama sekali tidak mencerminkan kepribadian yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun