Mohon tunggu...
Ade Mardiah
Ade Mardiah Mohon Tunggu... -

Mengejar Profesi bukan Jabatan. BERKARIR bukan sekedar Bekerja. #asesorkompetensi #auditorhotel #certifiedtrainer #graphologist ........doing for being happy & fulfilled

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemampuan 'Mendengarkan' Mempermudah Karir

26 September 2012   06:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:40 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348640856541748959

TUHAN Sang Khalik, menciptakan manusia dengan 2 telinga 2 mata 2 lubang hidung dan hanya 1 mulut. Hal ini dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bekerja dapat dikiaskan dengan makna bahwa manusia hendaknya lebih banyak mendengar, melihat dan merasakan dibandingkan dengan berbicara. Hingga ada pepatah 'mulutmu adalah harimaumu' dan ada juga 'air beriak tanda tak dalam'. Yang berati banyaknya bicara akan menjadi bumerang bagi diri sendiri, dengan berdampak menyakiti perasaan orang lain, membuat prasangka. Lebih parahnya lagi sampai mendapat julukan mister omdo karena hanya omong doang. Kemampuan berbicara akan sangat bermanfaat bila kita mengetahui waktu dan tempatnya. Dengan diimbangi luasnya wawasan dan kematangan berfikir, maka kemampuan berbicara menjadi modal persuasif seseorang dalam meng 'goal' kan apa yang diharapkannya. Hingga ada orang yang ahli dalam lobbying, ahli dalam bernegosiasi, ahli dalam public speaking seperti para motivator. Itu semua bermodalkan kemampuan berbicara yang tepat guna. Untuk mencapai kemampuan berbicara yang tepat guna tersebut, sangat diperlukan terlebih dahulu kemampuan mendengarkan untuk memperluas wawasan dan kematangan berfikir. Ada beberapa cara mengasah kemampuan mendengarkan, yakni : 1. Jangan memotong pembicaraan : beri kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan secara keseluruhan. Biasanya orang yang suka memotong pembicaraan itu dikarenakan karena ketidaksabaran dan takut lupa akan suatu topik. Sehingga dia seringkali memotong pembicaraan orang, yang menyebabkan tidak tercapainya satu pengertiam yang sama pada percakapan yang terjadi. 2. Keheningan: ini perlu untuk peresapan dan Suasana yang lebih hening akan lebih mendukung pada konsentrasi kedua belah pihak saat berkomunikasi. 3. Buat catatan : tertulis ataupun dengan cara menyimpulkan apa yang disampaikan. Biasakan otak kita jeli dalam mengambil poin demi poin inti pembicaraan. Sehingga kita bisa menarik kesimpulan mana materi yang harus ditanggapi atau yang tidak perlu. 4. Dengar apa adanya : jangan membuat penafsiran sesuai keinginan sendiri. Dalam mendengarkan, bukalah pikiran kita dengan menyerap topik demi topik terlebih dahulu. Biasanya otak seseorang akan defensif / menolak sesuatu untuk pembelaan diri dari rasa diserang , dikritik ataupun dipojokkan. 5. Pahami maksud sebenarnya : perhatikan maksud dibalik ungkapan, sesuai dengan nada, ekspresi dan gesture-nya. Lakukan ricek langsung bila kita meragukan satu ungkapan yang kita anggap berlawanan dengan unsur gesture-nya. Jeli-lah menangkap ungkapan non verbal dalam setiap komunikasi. 6. Evaluasi : apakah kita sudah memahami pesannya? Ajukan pertanyaan lebih lanjut dimana perlu. Mendengarkan menjadi bagian terpenting dari suatu komunikasi efektif. Di kantor, serigkali terjadi miss communication, hanya karena tidak tuntas mendengarkan. Dan lebih jauhnya lagi adalah timbul yang dinamakan rumor atau gosip "katanya" begini 'katanya' begitu. Hal kegagalan komunikasi ini sangatlah menyita energi pikiran bila terjadi terus menerus, dan menyebabkan tidak tercapainya tujuan awal bila tidak ada yang mampu menetralisir kendali. Kemampuan mendengarkan biasanya akan seiring dengan kematangan emosional seseorang. Dalam dunia karir, makin tinggi jabatan seseorang maka makin dituntut tingginya kecerdasan emosional. Oleh karena itu bila kita ingin memudahkan jalan karir ke puncak, tingkatkanlah kemampuan mendengarkan terlebih dahulu. Lalu imbangi dengan kemampuan berfikir dan selalu belajar menyerap segala apa yang tersurat dan tersirat dari apapun yang ada di sekeliling kita. keep up your listening skills...be happy!!! Penulis, Ade Mardiah | Hospitality Trainer & Consultant, Graphologist

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun