Mohon tunggu...
Elstein
Elstein Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Di hadapan alam, semua orang sama.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar Hidup dari Lumut

26 Agustus 2022   20:30 Diperbarui: 27 Maret 2024   21:01 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini sebagai sumber pelajaran hidup. Pertama dan utama bahwa tidak ada ciptaan Tuhan yang tanpa arti ; semuanya mengandung kebijaksanaan. Hanya saja, sebagian besar manusia merasa enggan untuk mendalaminya ; untuk mencari tahu makna dibalik karya Tuhan itu.

Mungkin pikiran kita akan lebih jernih jika kita mau merenungi apa yang ada di sekitar kita, seperti pohon, air, matahari, dan bahkan lumut yang kecil. Berikut adalah hasil refleksi pribadi saya terhadap lumut :


Hampir semua orang pasti mengenal lumut. Lumut merupakan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisi Bryophytes. Lumut biasanya tumbuh di tempat yang lembab seperti tebing, kayu lapuk, tembok dan batang pohon serta di tanah khususnya di dalam hutan.

Bagi sebagian besar orang, tumbuhan lumut kurang dianggap keberadaannya bahkan tidak pernah diperhatikan sama sekali. Beberapa orang juga beranggapan bahwa lumut hanya merusak pemandangan serta nilai estetika lingkungan. Memang pernyataan itu tidak salah tetapi daripada itu, lumut memiliki pelajaran hidup jika direfleksikan lebih mendalam.

Pertama, kebanyakan lumut tumbuh di atas tembok atau celah-celah batu yang tentu saja memiliki permukaan kasar. Padahal jika dipikir, lumut tidak memiliki akar yang besar dan kuat. 

Sebaliknya lumut hanya memiliki akar kecil untuk menempel pada bebatuan. Tetapi apakah kemudian lumut itu mati? Tidak. Lumut itu dapat bertahan hidup pada situasi yang keras tersebut. Hanya bermodalkan kelembapan tak perlu air yang melimpah ia bisa survive. 

Pada musim kemarau lumut akan mengering dan saat musim hujan tiba, ia akan segar kembali. Fenomena ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk dapat bertahan dalam hidup ini kita harus belajar untuk  bertahan di situasi atau kondisi yang sulit. Kita cenderung menyerah jika satu atau dua masalah datang menghampiri. 

Padahal jika ditilik kembali, sebenarnya ada banyak jalan yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah- masalah yang memang sedang melingkupi kita.

Di sisi lain, lumut yang kering akan segar kembali jika hujan datang. Hal ini memberi gambaran kepada kita bahwa setiap permasalahan hidup itu pasti ada solusinya. Akan selalu ada jalan bagi kita untuk menyelesaikannya asal disertai usaha dan pengorbanan. Kita perlu lihai untuk mencari jalan keluar dari setiap permasalahan.

Kedua, lumut itu memang kecil tetapi ia dapat membuat permukaan tembok atau kayu menjadi keropos. Lumut bekerja secara perlahan, “slow but sure”. Ia mengurai kayu yang lapuk menjadi tanah ; tembok yang utuh perlahan kembali menjadi butiran pasir.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun