Mohon tunggu...
Adefito Wahyu S
Adefito Wahyu S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Industri Makanan dan Minuman Masih Jadi Andalan

9 Januari 2023   18:33 Diperbarui: 9 Januari 2023   18:39 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis 1              : Adefito Wahyu Saputra

Penulis 2              : Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd

Industri makanan serta minuman diproyeksi masih menjadi keliru satu sektor andalan penopang pertumbuhan manufaktur serta ekonomi nasional pada tahun depan. Kiprah penting sektor strategis ini terlihat asal kontribusinya yang konsisten dan signfikan terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non-migas serta peningkatan realisasi investasi.

"untuk itu, pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan bahan standar yang diharapkan industri makanan serta minuman agar semakin produktif dan berdaya saing global. Apalagi, sektor ini basisnya nilai tambah sebagai akibatnya proses hilirisasi perlu dijamin," istilah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di program Coca-Cola Amatil Investor Day pada Jakarta

Kementerian Perindustrian mencatat, sumbangan industri makanan serta minuman pada PDB industri non-migas mencapai 34,95 persen di triwulan III tahun 2017. Akibat kinerja ini berakibat sektor tadi kontributor PDB industri terbesar dibanding subsektor lainnya.

Selain itu, capaian tadi mengalami kenaikan 4% dibanding periode yang sama tahun 2016.Sedangkan, kontribusinya terhadap PDB nasional sebanyak 6,21 persen pada triwulan III/2017 atau naik 3,85 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Selanjutnya, dipandang asal perkembangan realisasi investasi, sektor industri makanan dan minuman buat penanaman modal dalam negeri (PMDN)triwulan III/2017 mencapai Rp27,92triliun atau meningkat sebanyak 16,3% dibanding periode yang sama tahun 2016. Sedangkan, buat penanaman kapital asing (PMA)sebesar USD1,46 miliar.

Untuk itu, Menperin menyampaikan apresiasi pada Coca-Cola Amatil Indonesia menjadi pelopor dalam industri minuman ringan pada Indonesia yang produknya telah dipasarkan secara pribadi pada lebih dari 500 ribu pelanggan ritel baik di wilayah perkotaan juga pedesaan.

Sampai waktu ini, Coca-Cola Amatil Indonesia sudah menyerap tenaga kerja sebanyak 11 ribu orang, dengan nilai investasi selama lima tahun terakhir (2012-2017) mencapai USD445 juta. Perusahaan ini juga berkomitmen akan menaikkan investasihingga USD300 juta buat tiga tahun ke depan.

Guna menjaga pertumbuhan sektor ini tetap tinggi, dari Menperin, pihaknya terus mendorong pelaku industri kuliner dan minuman nasional agar memanfaatkan potensi pasar dalam negeri. "Indonesia dengan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 258,7 juta orang, menjadi pangsa pasar yang sangat menjanjikan," tuturnya.

Pada samping itu, industri makanan dan minuman nasional semakin kompetitif karena jumlahnya cukup banyak. Tidak hanya meliputi perusahaan skala akbar, namun juga telah menjangkau pada taraf kabupaten buat kelas industri mungil dan menengah (IKM). "Bahkan, sebagian besar asal mereka sudah ada yang go international," celoteh Airlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun