Mohon tunggu...
Kadek Dea Rinda Cahyanti
Kadek Dea Rinda Cahyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agama Hindu Memuja Banyak Dewa, Apakah Sebutan Ini Hindu Termasuk Agama Politeisme?

1 Mei 2025   12:57 Diperbarui: 1 Mei 2025   12:57 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewa-Dewa dalam Agama Hindu (kompas.com) 

Agama Hindu, yang dianut oleh lebih dari satu miliar orang di berbagai belahan dunia, memiliki tradisi budaya dan kepercayaan yang sangat kaya serta termasuk dalam salah satu agama paling tua yang masih bertahan hingga saat ini. Agama ini adalah sistem kepercayaan dan cara hidup yang menggabungkan berbagai ritual, tradisi, dan filosofi. Keyakinan bahwa ada banyak dewa dan dewi yang dipuja oleh pengikutnya adalah salah satu ciri khas agama ini yang paling menonjol. Dari Brahma, Vishnu, dan Shiva hingga dewi-dewi seperti Durga dan Lakshmi, setiap dewa memiliki peran dan atribut khusus dalam kosmologi Hindu.

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah sebutan "Hindu" ini termasuk dalam kategori agama politeisme? Politeisme sendiri didefinisikan sebagai kepercayaan kepada banyak dewa, yang tampaknya sesuai dengan praktik keagamaan dalam Hindu. Sebaliknya, beberapa aliran Hindu juga memiliki gagasan monoteisme yang menekankan pada Brahman, realitas tertinggi.

Definisi Politeisme 

            Politheisme merupakan suatu bentuk keyakinan yang mempercayai dan menyembah lebih dari satu Tuhan atau dewa. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu gabungan kata poly (banyak) dan theoi (tuhan), sehingga secara harfiah berarti banyak tuhan. Kebalikan dari paham ini adalah monoteisme, yaitu kepercayaan yang hanya mengakui satu Tuhan. Dalam agama Hindu, konsep Trimurti mencerminkan politheisme yang erat kaitannya dengan materialisme dan naturalisme, di mana berbagai dewa dipandang sebagai perwujudan kekuatan alam dan dikaitkan dengan fenomena alam. Di dalam agama Hindu, konsep ketuhanan dibahas dalam Sradha, yang mengkaji keberadaan Tuhan. Dalam ajaran Sradha, Tuhan dipahami melalui dua konsep utama, yaitu Brahman sebagai representasi Tuhan yang tak berwujud dan Trimurti sebagai perwujudan Tuhan dalam bentuk. Umat Hindu biasanya memuja berbagai dewa, misalnya Dewa Wisnu, Dewa Siwa, dan dewa-dewa lainnya. Selain itu, mereka juga sangat menekankan pentingnya ritual penyucian diri. Karena pemujaan terhadap banyak dewa inilah, Hindu sering kali dikategorikan sebagai agama politeisme. Dalam agama Hindu, pemahaman tentang ketuhanan sangatlah luas dan beraneka ragam, sehingga tidak tepat jika hanya dikategorikan sebagai politeisme semata.

Panca Sradha

Dalam ajaran Hindu, terdapat lima pilar keyakinan yang dikenal sebagai Panca Sradha. Kelima keyakinan ini mencakup: 

  • Brahman: Keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. 
  • Atman: Keyakinan bahwa setiap makhluk hidup memiliki percikan kecil ketuhanan dalam dirinya. 
  • Karma Pala: Keyakinan bahwa setiap perbuatan akan menghasilkan akibat, baik atau buruk. 
  • Punarbawa: Keyakinan akan reinkarnasi atau kelahiran kembali. 
  • Moksa: Keyakinan akan tujuan akhir, yaitu bersatunya Atman (jiwa individu) dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). 

Konsep-konsep ini menunjukkan bahwa agama Hindu tidak hanya fokus pada pemujaan banyak dewa, tetapi juga pada pencapaian kesatuan dengan Tuhan Yang Esa.

Konsep Ketuhanan yang Beragam

Agama Hindu memiliki berbagai konsep ketuhanan, seperti Henoteisme (pemujaan satu dewa tanpa menyangkal keberadaan dewa lain), Panteisme (keyakinan bahwa Tuhan ada dalam segala sesuatu), Monisme (keyakinan bahwa segala sesuatu adalah satu), Monoteisme (keyakinan akan satu Tuhan), Politeisme (pemujaan banyak dewa), dan bahkan Ateisme (tidak percaya pada dewa). Meski demikian, pemahaman tentang Tuhan yang tunggal lebih menonjol dalam Weda dan filsafat Adwaita Wedanta.

Satu Tuhan dengan Banyak Nama 

Umat Hindu percaya bahwa meskipun ada banyak dewa yang dipuja, semua dewa tersebut sebenarnya adalah manifestasi dari satu Tuhan yang sama. Menurut kitab Weda, Tuhan memiliki beragam sebutan yang menggambarkan sifat dan peran-Nya. Sebagai contoh, dalam Reg Weda I. 164. 46 dijelaskan bahwa para bijak menyebut Sang Hyang Widhi dengan berbagai nama yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman dewa dalam Hindu lebih merupakan representasi dari aspek-aspek berbeda dari satu Tuhan yang tunggal.

Tri Murti 

Agama Hindu mengenal tiga dewa utama yang dikenal sebagai Tri Murti, yaitu Brahma (Dewa Pencipta), Wisnu (Dewa Pemelihara), dan Siwa (Dewa Penghancur). Tiga dewa ini melambangkan rangkaian proses terciptanya, terpeliharanya, dan hancurnya alam semesta. Walaupun mereka terdiri dari tiga sosok utama, ketiganya dianggap sebagai perwujudan dari satu kekuatan ilahi yang tertinggi.

Toleransi dan Pluralisme

Salah satu ciri khas agama Hindu adalah sikap toleransi dan penghargaan terhadap berbagai bentuk keyakinan. Umat Hindu diberikan kebebasan untuk memilih cara mereka memahami dan memuja Tuhan. Tidak ada satu cara yang mutlak, sehingga setiap individu dapat menemukan jalannya sendiri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

            Agama Hindu tidak dapat sepenuhnya dikategorikan sebagai politeisme. Meskipun terdapat pemujaan terhadap banyak dewa, umat Hindu meyakini bahwa semua dewa tersebut adalah manifestasi dari satu Tuhan yang tunggal, yaitu Brahman. Konsep ketuhanan dalam Hindu bersifat kompleks dan inklusif, mencakup monoteisme, monisme, dan panteisme, serta memberikan kebebasan bagi penganutnya untuk memilih cara beribadah. Dengan demikian, sebutan "politeisme" tidak sepenuhnya tepat untuk menggambarkan agama Hindu, karena inti ajarannya tetap berpusat pada kesatuan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun