Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Negara = Beriman

2 September 2018   07:49 Diperbarui: 2 September 2018   08:19 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lidianarahmayanti.wordpress.com

Dewasa ini, sebagian orang berpendapat bahwa iman tidak ada kaitannya dengan kehidupan sosial, berbangsa, dan bernegara. Iman diartikan hanya: 1) Percaya kepada Allah, 2) Percaya kepada malaikat-malaikat, 3) Percaya pada kitab-kitab, 4) Percaya kepada nabi-nabi, 5) Percaya kepada hari akhir, dan 6) Percaya kepada qadha dan qadar. 

Pengertian iman diatas sifatnya lebih pada hubungan manusia dengan Allah (Hablu Minallah), coraknya jelas sangat Teosentris yang mungkin cenderung meniadakan aspek sosial. Benarkah seperti itu? Apakah kata "iman" hanya berkaitan dengan aspek ghaib tanpa bisa dihubungkan dengan aspek keduniaan?

            Sebelum kita membahas konsep iman dikaitkan dengan konsep sosial, ada baiknya kita merenungi syair yang ditulis oleh Al Mukarram K.H Wahab Hasbullah. Sebuah syair yang biasa dinyanyikan sebelum pelaksanaan pengajian.

Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon

Hubbul Wathon minal Iman

Wala Takun minal Hirman

Inhadlu Alal Wathon

Indonesia Biladi

Anta 'Unwanul Fakhoma

Kullu May Ya'tika Yauma

Thomihay Yalqo Himama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun