Dewasa ini, sebagian orang berpendapat bahwa iman tidak ada kaitannya dengan kehidupan sosial, berbangsa, dan bernegara. Iman diartikan hanya: 1) Percaya kepada Allah, 2) Percaya kepada malaikat-malaikat, 3) Percaya pada kitab-kitab, 4) Percaya kepada nabi-nabi, 5) Percaya kepada hari akhir, dan 6) Percaya kepada qadha dan qadar.Â
Pengertian iman diatas sifatnya lebih pada hubungan manusia dengan Allah (Hablu Minallah), coraknya jelas sangat Teosentris yang mungkin cenderung meniadakan aspek sosial. Benarkah seperti itu? Apakah kata "iman" hanya berkaitan dengan aspek ghaib tanpa bisa dihubungkan dengan aspek keduniaan?
      Sebelum kita membahas konsep iman dikaitkan dengan konsep sosial, ada baiknya kita merenungi syair yang ditulis oleh Al Mukarram K.H Wahab Hasbullah. Sebuah syair yang biasa dinyanyikan sebelum pelaksanaan pengajian.
Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon
Hubbul Wathon minal Iman
Wala Takun minal Hirman
Inhadlu Alal Wathon
Indonesia Biladi
Anta 'Unwanul Fakhoma
Kullu May Ya'tika Yauma
Thomihay Yalqo Himama