Mohon tunggu...
Adam Mujahidin
Adam Mujahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Tugas Kuliah

Mahasiswa London School of Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Narkoba, dari Penasaran Menjadi Kebutuhan dan Kita Harus Hindarkan

21 Januari 2020   15:37 Diperbarui: 21 Januari 2020   16:39 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Narkoba, Dari Penasaran Menjadi Kebutuhan Dan Kita Harus Hindarkan.

Survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan 2,3 juta pelajar atau mahasiswa di Indonesia pernah mengonsumsi narkotika. Angka itu setara dengan 3,2 persen dari populasi kelompok tersebut.

BNN dan LIPI tidak menjelaskan metode survei secara rinci dan waktu pelaksanaan survei.
Penggunaan narkoba di kalangan pelajar ini juga jadi persoalan di skala global. World Drugs Reports 2018 dari The United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menemukan 5,6 persen penduduk dunia atau 275 juta orang dalam rentang usia 15 hingga 64 tahun pernah mengonsumsi narkoba minimal sekali.

"Angka ini menjadi peringatan bahwa upaya penanganan permasalahan narkoba tidak hanya dapat dilakukan secara masif saja tapi juga harus lebih agresif lagi khususnya bagi generasi yang terlahir pada era milenium," ucap BNN lewat pernyataan tertulisnya, Sabtu (22/6).

Menurut BNN, konsumsi narkoba di kalangan pelajar ini sebagai persoalan serius. Mereka juga mengakui menciptakan kondisi pelajar terbebas sempurna dari narkoba bukan perkara gampang. (Sumber: cnnindonesia.com)

Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Penasaran Terhadap Narkoba?

Peran orang tua disini sangat penting. Para orang tua senantiasa mengakomodir rasa ingin tahu para remaja. Larangan-larangan mengenai narkoba tentu membuat adanya dorongan rasa ingin tahu apa sebenarnya barang haram itu. 

Kepekaan orang tua terhadap tingkah laku anaknya haruslah kuat, pemahaman mengenai bahaya narkoba harus datang dari orang tua dan tidak bisa hanya mengandalkan guru di sekolah, pemahaman tentang narkoba haruslah diberikan mendalam mengenai akibatnya dan langsung diberikan contoh bagaimana akibat dari mengkomsumsi barang haram tersebut sehingga rasa ingin tahu mengenai narkoba bisa terjawab.

Sekarang yang terjadi kurangnya komunikasi antara orang tua dengan remaja, sehingga terjadilah hal-hal negatif. Kedekatan orang tua dengan para remaja haruslah kuat, sehingga setiap pertanyaan di dalam benak para remaja bisa dijawab.

Untuk menjawab rasa penasaran tentang narkoba kami bertanya kepada seseorang yang sudah menjadi pecandu narkoba yang berinisial DAP. Apa sesuatu yang sama untuk menggambarkan rasanya menggunakan narkoba?

"Jadi kalo saya definisikan rasanya, narkoba itu rasanya sama persis seperti kita saat mempunyai uang banyak tidak ada masalah dan karena itu hidup kita menjadi tenang. Atau juga seperti kita mendapatkan pelukan hangat dari orang tua yang membuat kita bahagia." Dan rasa itu seperti kita menggunakan narkoba menghasilkan dopmain, rasa tenang dan bahagia. Ujar DAP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun