Mohon tunggu...
A Damanhuri
A Damanhuri Mohon Tunggu... Jurnalis - Gemar bersosial dan penikmat kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Mengucapkan sebuah kata sejati, adalah mengubah dunia. Dalam kata ditemukan dua dimensi: Refleksi dan Tindakan". (Paulo Freire)

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKB Sumbar Harus Banyak Melakukan Pelatihan Kader

25 Februari 2020   10:31 Diperbarui: 25 Februari 2020   10:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Azwabdi Rahman, mantan Ketua DPW PKB Sumbar yang terus memikirkan bagaimana partai dilahirkan PBNU itu besar di Ranah Minang. foto dok azwandi rahman

Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid acapkali menyebutkan, bahwa suatu ketika PKB bakal memimpin bangsa ini. Ucapan itu menurut Azwandi Rahman sering disampaikan Gus Dur, begitu almarhum salah seorang pendiri PKB itu akrab dipanggil. Dan ungkapan itu diyakini banyak orang dalam lingkungan PKB dan NU, terutama orang yang tahu dan mengenal Gus Dur. Sebab, apa yang diucapkan Gus Dur selama ini sering menjadi kenyataan. 

Cuma, kapan hal itu terjadi, dan PKB semasa dipimpin oleh siapa, inilah yang menjadi tanda tanya. Azwandi Rahman yang bergabung dengan partai yang didirikan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini sejak dari awal, tahu persis siapa itu Gus Dur. Baginya, Gus Dur adalah sumber inspirasi dan penyemangat dalam ber-PKB selama ini. 

Gus Dur pun sangat mengenal baik seorang Azwandi Rahman. Untuk itulah, meskipun tak lagi dalam struktur PKB, Azwandi Rahman tetap saja berjuang dan memikirkan bagaimana PKB Sumatera Barat punya kekuatan di bumi Ranah Minang ini.

Saat dipercaya sebagai Ketua DPW PKB Sumbar oleh peserta Muswil II pada 2006 silam, Azwandi Rahman punya mimpi besar tentang PKB masa depan. Dia sangat ingin partai yang dia kendalikan itu mampu bicara banyak di tengah percaturan politik daerah dan nasional. Jalan satu-satunya adalah memperkuat kader militan. Nah, baru saja terpilih jadi Ketua DPW di daerah yang bukan basis PKB, dia langsung bergerak cepat. 

Di tengah kekurangan dan kelemahannya, Azwandi Rahman bersama pengurus lainnya mampu mewujudkan kantor DPW PKB Sumbar yang terletak di komplek Gor H. Agus Salim bisa hidup. Kantor itu dijadikan sebagai pusat pelatihan. Bahkan, DPP PKB sempat tiga kali melakukan pelatihan kaderirasi. Dan kegiatannya melibatkan DPC PKB yang ada di zona Sumatera. 

DPP PKB kala itu melihat PKB Sumbar layak dijadikan percontohan oleh PKB lainnya di nusantara ini, terutama di bidang kaderisasi. Pelatihan kaderisasi yang digelar merupakan penjabaran dari Akademi Politik Kebangsaan (Akpol PKB) yang telah dimulai oleh DPP PKB itu sendiri.

Secara jujur, Azwandi Rahman melihat kader PKB yang militan memang minim, atau sama sekali kosong. Tetapi walaupun demikian, perjalanan politik PKB di ranah yang dikenal dengan falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah ini secara perlahan-lahan dapat sambutan dari masyarakat itu sendiri. 

"Sebenarnya yang membuat PKB sulit untuk berkembang, di samping kader yang ada hanya dari karbitan, struktur organisasi kita sangat lemah pada tingkat akar rumput. Coba lihat dari dulu. Pengurus Ranting di tingkat desa dan nagari boleh di hitung dengan jari. Padahal, semua pemilih terletak di desa dan nagari. Apalagi PKB yang pemilihnya terdiri dari orang-orang perkampungan, yang kerjanya banyak dari kalangan petani, nelayan dan buruh. Meskipun ada pengurus ranting demikian, itu baru di atas kertas. Penguatannya belum pernah dan belum sempat dilakukan," kata dia, Rabu 30 Mei 2012.

Kita memang telah banyak punya anggota dewan yang dihasilkan dari Pemilu 2009. Tetapi, semua anggota dewan dari PKB belum mampu berbuat banyak untuk mengembangkan partainya sendiri. Suaranya nyaris hilang, karena tidak ditopang oleh kekuatan lainnya. Dengan itu pula para anggota dewan demikian nyaris dianggap tidak ada. Mereka belum bisa mewarnai lembaga wakil rakyat daerah mereka masing-masing. 

Hal itu disebabkan kurangnya pengetahuannya tentang idiologi PKB itu sendiri. Dan lagi mereka tak banyak berkecimpung dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan di tengah komunitasnya sendiri. 

Padahal, PKB sangat di untungkan oleh nilai-nilai Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) yang di usungnya, sebagaimana paham demikian hampir di miliki oleh seluruh masyarakat perkampungan Sumatera Barat ini," sebut putra kelahiran 27 Februari 1961 di Alahan Panjang, Kabupaten Solok ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun