Terima kasih banyak para santri, guru tuo bersama pimpinan dan alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Madrasatul 'Ulum yang telah mengangkat HAUL XXIII Buya H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. Sungguh luar biasa mulianya, karenna acara ini selalu dilakukan tiap tahun. Sementara, para anak dan cucunya belum pernah sama sekali melakukan hal ini.
Ungkapan polos dan jujur ini disampaikan Masrizal, mantan anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman yang sekaligus cucu mediang Buya Abdullah Aminuddin, Sabtu (15/2/2020) di aula pesantren yang terletak di Kampung Guci, Nagari Lubuk Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung itu.
HAUL kali ini mengangkat tema; "Menghargai Perbedaan Pendapat dalam Menumbuhkan Persatuan dan Kesatuan", menghadirkan sejumlah narasumber yang merupakan alumni dan keluarga Buya Abdullah Aminuddin, pendiri Pesantren Madrasatul 'Ulum.
Buya Abdullah Aminuddin yang lahir 1908 dan wafat 1996 ini, merupakan ulama besar yang mendirikan pesantren di Lubuk Pandan, Kabupaten Padang Pariaman pada 1940 M.
Kini, pesantrennya itu telah mengalami pasang surut, sesuai perjalan zaman. Masrizal merasakan dirinya pernah punya testimoni khusus dengan Buya Abdullah Aminuddin pada saat dia merampungkan pendidikannya di perguruan tinggi.
Emas yang diberikan Buya Abdullah Aminuddin, cerita Masrizal, tak banyak. Tak cukup untuk membiayai uang kuliah sampai tamat. Tetapi, Buya Abdullah Aminuddin menyuruhnya untuk memakai emas tersebut. "Pakai saja ini dulu," tegas Buya Abdullah Aminuudin, seperti diceritakan kembali oleh Masrizal.
Artinya, kata Masrizal, Buya Abdullah Aminuddin yang tiap hari dan waktu bergelud dengan santri dan santriwati, sangat mendukung langkah pendidikan umum yang dilakukan Masrizal. Dan itu pula yang dilakukan oleh banyak cucu Buya Abdullah Aminuddin lainnya. Ternyata dalam dunia penmdidikan, para cucunya telah banyak yang tamat pendidikan S-2.
"Ada cincin Inyiak yang amat istimewa, merupakan pemberian orang Pakistan yang diberikannya ke saya. Dia menyuruh saya memakai cincin itu. Dari sekian banyak cucuk Inyiak, hanya saya seorang yang dapat itu," kata Masrizal. Masrizal ke Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah selalu panggil Inyiak, lantaran ayah kandung oleh Amiruddin Shaleh, ayahnya Masrizal.Â
Narasumber lainnya, Marulis Tuanku Mudo, alumni dari Kabupaten Solok, Bustami Tuanku Khatib, dari Tiku, Kabupaten Agam, Kamisin Datuak Batuah Nan Kuniang, dari Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, Marzuki Tuanku Nan Basa, Pimpinan Madrasatul 'Ulum, dan Umar Tuanku Labai Bagindo dari Singgalang, Tanah Datar menyikapi berbagai persoalan yang pernah dialaminya bersama Buya Abdullah Aminuddin.