Mohon tunggu...
A Damanhuri
A Damanhuri Mohon Tunggu... Jurnalis - Gemar bersosial dan penikmat kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Mengucapkan sebuah kata sejati, adalah mengubah dunia. Dalam kata ditemukan dua dimensi: Refleksi dan Tindakan". (Paulo Freire)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HAUL XXIII Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, Madrasatul 'Ulum Diharapkan Terus Melakukan Pembaharuan

15 Februari 2020   22:30 Diperbarui: 17 Februari 2020   12:47 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para narasumber foto bersama usai menerima anugrah dalam HAUL XXIII Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. foto dok pesantren madrasatul 'ulum

Terima kasih banyak para santri, guru tuo bersama pimpinan dan alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Madrasatul 'Ulum yang telah mengangkat HAUL XXIII Buya H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. Sungguh luar biasa mulianya, karenna acara ini selalu dilakukan tiap tahun. Sementara, para anak dan cucunya belum pernah sama sekali melakukan hal ini.

Ungkapan polos dan jujur ini disampaikan Masrizal, mantan anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman yang sekaligus cucu mediang Buya Abdullah Aminuddin, Sabtu (15/2/2020) di aula pesantren yang terletak di Kampung Guci, Nagari Lubuk Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung itu.

HAUL kali ini mengangkat tema; "Menghargai Perbedaan Pendapat dalam Menumbuhkan Persatuan dan Kesatuan", menghadirkan sejumlah narasumber yang merupakan alumni dan keluarga Buya Abdullah Aminuddin, pendiri Pesantren Madrasatul 'Ulum.

Buya Abdullah Aminuddin yang lahir 1908 dan wafat 1996 ini, merupakan ulama besar yang mendirikan pesantren di Lubuk Pandan, Kabupaten Padang Pariaman pada 1940 M.

Kini, pesantrennya itu telah mengalami pasang surut, sesuai perjalan zaman. Masrizal merasakan dirinya pernah punya testimoni khusus dengan Buya Abdullah Aminuddin pada saat dia merampungkan pendidikannya di perguruan tinggi.

Ketua Pesantren Madrasatul 'Ulum Latiful Khabir Tuanku Kaciak menyerahkan anugrah kepada Damanhuri yang telah memoderatori acara HAUL XXIII Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. foto dok pesantren madrasatul 'ulum
Ketua Pesantren Madrasatul 'Ulum Latiful Khabir Tuanku Kaciak menyerahkan anugrah kepada Damanhuri yang telah memoderatori acara HAUL XXIII Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. foto dok pesantren madrasatul 'ulum
"Datanglah ke surau," kata Buya Abdullah Aminuddin kepada Masrizal kala mengadu soal uang kuliah kepadanya, seperti yang diceritakan kembali oleh Masrizal. Lalu, Masrizal pun datang ke surau, yakni pesantren Madrasatul 'Ulum. Langsung masuk ke kamarnya yang saat itu di atas anjung. Diberinya buah kurma, kain sarung, dan emas.

Emas yang diberikan Buya Abdullah Aminuddin, cerita Masrizal, tak banyak. Tak cukup untuk membiayai uang kuliah sampai tamat. Tetapi, Buya Abdullah Aminuddin menyuruhnya untuk memakai emas tersebut. "Pakai saja ini dulu," tegas Buya Abdullah Aminuudin, seperti diceritakan kembali oleh Masrizal.

Artinya, kata Masrizal, Buya Abdullah Aminuddin yang tiap hari dan waktu bergelud dengan santri dan santriwati, sangat mendukung langkah pendidikan umum yang dilakukan Masrizal. Dan itu pula yang dilakukan oleh banyak cucu Buya Abdullah Aminuddin lainnya. Ternyata dalam dunia penmdidikan, para cucunya telah banyak yang tamat pendidikan S-2.

"Ada cincin Inyiak yang amat istimewa, merupakan pemberian orang Pakistan yang diberikannya ke saya. Dia menyuruh saya memakai cincin itu. Dari sekian banyak cucuk Inyiak, hanya saya seorang yang dapat itu," kata Masrizal. Masrizal ke Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah selalu panggil Inyiak, lantaran ayah kandung oleh Amiruddin Shaleh, ayahnya Masrizal. 

Narasumber lainnya, Marulis Tuanku Mudo, alumni dari Kabupaten Solok, Bustami Tuanku Khatib, dari Tiku, Kabupaten Agam, Kamisin Datuak Batuah Nan Kuniang, dari Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, Marzuki Tuanku Nan Basa, Pimpinan Madrasatul 'Ulum, dan Umar Tuanku Labai Bagindo dari Singgalang, Tanah Datar menyikapi berbagai persoalan yang pernah dialaminya bersama Buya Abdullah Aminuddin.

Ketua Pesantren Madrasatul 'Ulum Latiful Khabir Tuanku Kaciak menyerahkan anugrah kepada Masrizal yang telah jadi narasumber dalam HAUL XXIII Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. foto dok pesantren madrasatul 'ulum
Ketua Pesantren Madrasatul 'Ulum Latiful Khabir Tuanku Kaciak menyerahkan anugrah kepada Masrizal yang telah jadi narasumber dalam HAUL XXIII Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. foto dok pesantren madrasatul 'ulum
"Dalam agama, ayah kita itu ada tiga. Pertama ayah yang menyebabkan kita lahir ke dunia. Kedua ayah istri atau suami kita, dan yang ketiga orang yang mengajarkan kita ilmu pengetahuan. Yang ketiga ini juga disebut sebagai ayah rohani," kata Marulis Tuanku Mudo, alumni yang pernah mendirikan Pesantren Madrasatul 'Ulum di Koto Buruak Lubuk Alung ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun