Mohon tunggu...
Adam Kusuma
Adam Kusuma Mohon Tunggu... Universitas Ahmad Dahlan

Mari kita belajar sampai kita menghadap yang maha kuasa yaitu Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Mengenal Siapa Kh. Ahmad Dahlan?

19 Mei 2025   14:30 Diperbarui: 19 Mei 2025   14:13 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar KH. Ahmad DahlanSumber: https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrPpkKJ1ipoZhYxxb7WQwx.;_ylu=c2VjA2ZwLWF0dHJpYgRzbGsDcnVybA--/RV=2/RE=1747666697/RO=11

Banyak di antara kita tidak memiliki ide tentang tokoh sejarah yang memainkan peran signifikan dalam pendirian Islam di Nusantara. Pemuda hari ini terpesona oleh dunia hiburan, yang membantu mereka melupakan semua masalah mereka. Mereka hanya tampak mengenal ikon media yang disebut baik dan menarik tanpa repot-repot memeriksa apa yang terjadi di balik layar. Dalam hal ini, tidak mungkin bagi kita untuk mengambil pelajaran dari biografi seorang cendekiawan Islam yang dikenal pribadi, KH. Ahmad Dahlam. Ia menginspirasi pemimpin dengan mengajarkan visi moral pendidikan dan menekankan pentingnya mengintegrasikan agama dan ilmu pengetahuan. Mari kita eksplorasi cerita atau dari latar belakang mana ia berasal.

Kh. Ahmad Dahlan adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah, beliau ini dilahirkan dengan nama Muhammad Darwis pada tanggal 1 Agustus 1868 yang berada di Kampung Kauman, Yogyakarta. Ia berasal dari keluarga ulama terkemuka yang memiliki akar kuat dalam pengetahuan tentang keilmuan islam dan kepemimpinan religius. Dengan ayah yang bernama Kh. Abu bakar dan ibu siti aminah yang keduanya berasal dari keluarga ulama. Nasab keilmuan beliau itu langsung dari ayahnya yang merupakan keturunan dari nasab Kyai Ishaq Maulana Malik Ibrahim yang merupakan salah satu wali besar dalam penyebaran islam di jawa. Warisan intelektual atau berfikir beliau dan spiritual ini yang menjadi fondasi penting dalam pembentukan karakter dan visi besar Kh. Ahmad Dahlan dalam melaksanakan tajdid islam di Indonesia.

Sejak kecil, Kh. Ahmad Dahlan menempuh Pendidikan agama di sebuah pesantren yang berada di daerah Yogyakarta dengan pemimpin pondok pesantren adalah Kh. Muhammad Sholeh dan melanjutkan sampai ke mekah dan Madinah. Beliau tidak hanya mempelajari ilmu agama, tapi juga mengambil pemikiran modern dalam perkembangan dunia islam. Karena itulah beliau berpikir bahwa islam harus dihadirkan secara lebih rasional dan kontekstual dengan tantangan zaman. Pada tahun 1889, Muhammad Darwis menikah dengan Siti Walidah, putri dari Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang juga merupakan saudara sepupunya. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai enam orang anak diantara Djohanah, Siraj Dahlan, Siti Busyro, Siti Aisyah, Irfan Dahlan, dan Siti Zuharoh.

Saat Ahmad Dahlam Kembali ke Indonesia, beliau memulai perjuanganya dalam pembaharuan dan Pendidikan. Pada tahun 1911, beliau mendirikan sebuah Madrasah di Yogyakarta dengan nama Mu'allimin Muhammadiyah yang menggabungkan ilmu agama dan pengetahuan. Dan beberapa tahun kemudian, beliau medirikan sebuah organisasi yang Bernama Muhammadiyah sebagai wadah gerakan islam modern. Beliau meyakini bahwa islam adalah sebuah pedoman hidup yang meyeluruh. Ia menolak takhayul, bid'ah, dan khurafat. Beliau juga mengajak umat Kembali kepada Al-Qur'an dan Hadist. Yang dimana beliau memakai pendekatan dakwahnya yang bersifat rasional, ilmiah, dan sesuai dengan kontesks zaman, yang membuat umat berpikir kritis dan memahami ajaran agama sesuai dengan Al-Qur'an dan hadist. Dalam hal akidah dan ibadah beliau selalu menekankan harus Kembali pada ajaran yang benar atau berlandaskan Al-Qur'an dan hadist. Begitu pula dengan sosial dan Pendidikan itu harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan landasan islam.

Kh. Ahmad Dahlan aktif dalam bidang sosial dengan mendirikan panti asuhan dan rumah sakit guna membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai tokoh, ia dikenal berpikiran maju, bersikap moderat, dan menolak fanatisme, namun tetap sederhana dan dekat dengan rakyat. Warisan perjuangannya terlihat jelas melalui pertumbuhan Muhammadiyah dan sistem pendidikan Islam modern, yang menggabungkan ilmu agama dan pengetahuan umum, serta menekankan pentingnya pembentukan karakter, semua ini terus memberi inspirasi bagi kemajuan umat Islam di Indonesia. Menurut Kh. Ahmad Dahlan Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan perkembangan menuju keberkahan.

            Kesimpulan

KH. Ahmad Dahlan, lahir dengan nama Muhammad Darwis pada tanggal 1 Agustus 1868 di Kauman, Yogyakarta, berasal dari keluarga ulama yang sangat berpengaruh dalam tradisi Islam. Ayahnya, KH. Abu Bakar, menjabat sebagai Khatib di Keraton Yogyakarta, dan ibunya, Siti Aminah, juga berasal dari kalangan pesantren. Sejak kecil, Ahmad Dahlan sudah terbiasa dengan pendidikan agama, yang kemudian ia lanjutkan hingga ke Mekkah dan Madinah.

Ketika berada di Tanah Suci, ia tidak hanya belajar ilmu agama, melainkan juga terpengaruh oleh gagasan pembaruan Islam. Ia berpendapat bahwa Islam harus dipahami secara murni namun tetap sesuai dengan konteks, agar relevan dengan kebutuhan zaman. Sekembalinya ke Indonesia, ia merasa perlu untuk memperbaiki praktik keagamaan masyarakat yang telah tercampur dengan takhayul dan bid'ah.

Melalui Muhammadiyah, yang didirikannya pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan menyebarkan Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis, serta mengutamakan pendidikan, kegiatan sosial, dan amal usaha. Latar belakang keluarga yang kuat dalam keilmuan Islam serta pengalamannya di luar negeri menjadikannya tokoh sentral dalam pembaruan Islam di Indonesia. Pikiran dan perjuangannya terus memberi semangat hingga kini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun