Mohon tunggu...
Michael Aditya
Michael Aditya Mohon Tunggu... Insinyur - Healer, Hypnotherapist, Neo NLP Practitioner, IT People

Start my career from motorcycle repair person, PPIC person in manufacturing, IT Practitioner, IT Enthusiast, Hypnotherapist and very interested in Self-Healing and Pure Consciousness.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keputusan Terbesar dalam Hidup

19 April 2022   15:04 Diperbarui: 19 April 2022   15:19 2053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Broadcast (adith26journey.blogspot.com)

31 Maret 2021

Apakah keputusan terbesar kita di dalam kehidupan kita? Ada yang bilang menikah, ada yang bilang bercerai, ada yang bilang keluar dari pekerjaan rutin, ada yang bilang memutuskan untuk menjadi Pengusaha, dan lain sebagainya.

Keputusan menjadi sangat penting ketika kita memberikan beban terhadap keputusan itu, memberikannya label sebagi 'Keputusan yang Bisa Merubah Hidup'. Disinilah kita memberikan perhatian lebih dibandingkan dengan keputusan-keputusan lainnya. Padahal setiap keputusan itu penting buat kita dan juga buat orang lain, hanya saja kita sering menganggap itu 'tidak terlalu penting'.

Keputusan yang kita anggap penting itu biasanya keputusan dipikirkan lebih dari 15 menit. Contohnya ketika memilih warna motor yang akan kita beli, pasti lebih dari 15 menit. Sedangkan ketika menentukan menu apa yang akan kita pesan ketika membaca menu, pasti tidak akan lebih dari 2 menit.

Apa cirinya kalau kita sudah benar-benar memilih atau memutuskan sesuatu?

No Regrets, iya benar, tidak ada penyesalan ketika kita sudah benar-benar memilih.

Jadi kalau suatu saat kita ingat kembali beberapa pilihan di masa lalu yang masih kita sesali, sebenarnya waktu itu kita BELUM benar-benar memilih. Pilihan kita hanya cenderung untuk pemenuhan hasrat diri. Sama seperti kita mencari pasangan yang 'menurut kita' sudah paling cocok dengan diri kita karena mereka memiliki kesamaan dengan kita.

Ini sebenarnya kita sedang tidak mencintai pasangan kita tetapi kita sedang mencintai diri kita sendiri yang jatuhnya lebih kepada pemenuhan hasrat diri untuk dicintai. Yang berbuntut memiliki kecenderungan untuk menyamakan diri kita dengan pasangan kita dan berharap menerima perlakuan yang sama. Ah...ngomong apa saya? Sok tahu aja...

Bagaimana dengan pekerjaan? Apakah anda menyesali pilihan pekerjaan anda? Jika iya berarti dulu anda belum memilih, bila tidak ada penyesalan ya Puji Tuhan, anda telah memilih. Baik-buruknya sudah menjadi konsekuensi terhadap pilihan tersebut.

Kita dianugerahi kebebasan untuk memilih tetapi kita tidak akan pernah bebas dari konsekuensi terhadap pilihan yang kita ambil tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun