Pernah nggak sih kamu mendengar orang bilang, "Ah, kiamat itu masih lama, nggak usah dipikirin"? Atau bahkan ada yang menganggapnya sekadar mitos belaka. Padahal, dalam Islam, hari kiamat adalah salah satu rukun iman yang wajib diyakini. Lalu, kenapa masih banyak orang yang ragu?
Sebagai dasar ajaran Islam, pemahaman tentang hari kiamat bukan hanya sekadar prediksi masa depan, melainkan sebuah panggilan untuk refleksi, pertobatan, dan persiapan menuju akhirat. Karena pada hari itulah semua amal perbuatan manusia yang dilakukan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. FirmanNya:
Â
Artinya: "Maka, apabila malapetaka terbesar (hari Kiamat) telah datang. Pada hari (itu) manusia teringat apa yang telah dikerjakannya" (QS An-Nazi'at: 34-35).
Pentingnya persiapan untuk hari kiamat tidak hanya bersifat spiritual, melainkan juga moral dan etika. Islam mengajarkan agar umatnya menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab, kejujuran, dan keadilan. Semua tindakan baik yang dilakukan di dunia ini akan menjadi bekal di akhirat.
Apa hari kiamat itu ?
Hari Kiamat menurut bahasa adalah hari kehancuran dunia, kata ini diserap dari bahasa Arab "Yaum al Qiyamah", yang arti sebenarnya adalah hari kebangkitan umat. Sedangkan hari kiamat (kehancuran alam semesta beserta isinya) dalam bahasa Arab sering disebut dengan "As-Saa'ah".
Secara istilah Yaumul Qiyamah sering diartikan hari kiamat (kehancuran alam semesta beserta isinya). Ada dua macam jenis hari akhir, yaitu:
Pertama, kiamat sughra atau kiamat kecil
Yaitu berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir bandang, angin beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan yang kepanjangan, hama tanaman yang merajalela.