Mohon tunggu...
Achmad Achsarul Karim
Achmad Achsarul Karim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Fortuna Favi Fortus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Joki di Indonesia

21 Juni 2022   20:04 Diperbarui: 21 Juni 2022   20:17 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengerjakan Tugas (Foto: Pexels)

Joki ujian dan joki tugas merupakan fenomena yang telah ada sejak dulu. Fenomena ini kembali mencuat karena beredarnya tautan Google Drive di Twitter yang berisikan berbagai foto soal UTBK yang diambil oleh peserta dari dalam ruang ujian. Hal ini mengindikasikan bahwa praktik joki memang tetap eksis hingga saat ini.

Bagi beberapa orang potensi perjokian ini dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Para joki ini biasanya menawarkan jasanya melalui berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dsb. Jasa yang ditawarkan pun beragam mulai dari joki ujian, jasa penulisan makalah dan artikel, jasa pembuatan power point, hingga pengerjaan skripsi dan tesis. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan Rupiah tergantung dari jenis jasa yang dipilih dan tingkat kesulitannya.

Jika ditinjau dari nilai moral, Praktik joki merupakan suatu hal yang tidak dapat dibenarkan. Pada hakikatnya tugas dan ujian diberikan sebagai media bagi siswa/mahasiswa untuk mengasah kemampuannya dan sebagai alat ukur dalam mengetahui tingkat pemahaman siswa/mahasiswa terhadap materi yang telah diberikan. Dalam proses pengerjaan tugas sendiri murid akan dituntut untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan tugas dan persoalan yang ada. Jika seseorang selalu menggunakan joki dalam mengerjakan tugas dan ujiannya, apakah dia mendapatkan ilmu dan dapat memahami dari apa yang dipelajarinya di sekolah? Nilai akademik selalu lebih di prioritaskan oleh sebagian orang daripada hakikat dari sekolah/kuliah yaitu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Jika ditinjau dari sisi yang lain, perjokian sendiri menuai pro dan kontra di masyarakat. Mereka yang terbiasa menggunakan jasa ini tentu sangat mendukung adanya praktik joki. Dengan adanya joki mereka tidak perlu bersusah payah dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Penulis sendiri telah mewawancarai salah satu pengguna jasa joki tugas, sebut saja si A.

Si A berpendapat bahwa, "Mahasiswa boleh saja menggunakan jasa joki jika itu memang diperlukan, karena tugas yang banyak dan pola hidup mahasiswa yang bisa dibilang ngawur maka hal ini bisa menjadi alternatif dari mahasiswa untuk menyelesaikan tugasnya, walaupun dengan menggunakan joki bisa dibilang telah melakukan kecurangan". Si A menggunakan jasa joki untuk menyelesaikan tugas essay dari salah satu mata kuliahnya dengan tarif 100 ribu Rupiah. Alasan dari mereka yang menggunakan jasa ini pun beragam, mulai dari adanya masalah kesehatan, disibukkan dengan berbagai aktivitas di luar akademis, deadline yang terlalu singkat, tidak paham terhadap materi yang telah diberikan, hingga rasa malas yang menyelimuti mereka.

Terdapat berbagai alasan mengapa kita tidak sepatutnya menggunakan jasa joki, antara lain sebagai berikut:

Joki Merupakan Perbuatan yang Ilegal

Setiap pekerjaan dan ujian seharusnya dikerjakan dengan kemampuan diri sendiri. Jika seseorang ketahuan dalam melakukan praktik joki terdapat berbagai sanksi seperti, skorsing, blacklist, tidak lulus mata kuliah yang bersangkutan, nilai hangus satu semester, hingga dropout dari kampus.

Menjadi Kebiasaan

Menggunakan jasa joki merupakan suatu hal yang praktis dan instan, serta dapat memberikan kepuasan terhadap hasil nilai yang diperoleh sehingga seseorang akan terus menggunakannya hingga menjadi suatu kebiasaan.

Menghambat Proses Pengembangan Diri

Dengan kita menggunakan joki tugas, hal ini akan membatasi diri kita dalam berkembang. Pada dasarnya tugas merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan pemahaman materi dan melatih kemampuan untuk dapat berpikir kritis. Penggunaan jasa joki hanya memberikan kemudahan sesaat dan tidak memberikan manfaat dalam proses pengembangan diri kita.

Membentuk Sikap Tidak Bertanggung Jawab

Kebanyakan dari pengguna jasa joki berdalih bahwa "Joki tugas bukanlah suatu hal yang dapat merugikan orang lain". Namun pada dasarnya dalih tersebut bukanlah suatu hal yang tepat. Fungsi lain dari tugas yang diberikan adalah untuk melatih kemampuan siswa/mahasiswa dalam mengatur waktu dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Jika seseorang selalu mengandalkan joki, tentu akan merugikan dirinya sendiri dan akan merasakan dampaknya dalam beberapa tahun kedepan.

Kompetensi yang Dimiliki Tidak Sesuai dengan Transkrip Nilai yang Ada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun