"Ini Bapak yang mengelola anak yatim tadi."
"Oh ya Pak, saya mau donasi buat mereka, bisa."
"Bisa, Bu. Alhamdulillah."
Demikian perbincangan saya bersama Bu Ami dan seorang wanita berkerudung yang berlangsung dalam waktu yang sangat singkat. Bu Ami adalah tetangga saya yang mengajak nonton bareng film 212 The Power of Love.Â
Bu Ami beserta teman-teman sekantornya dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara (DLHSU) mensponsori nonton bareng bersama 40 anak yatim dan dhuafa. Adapun wanita berkerudung yang mau berdonasi adalah teman Bu Ami yang dengan gerakan cepat memberikan uang pada kami, pengelola anak-anak yatim dan dhuafa yang dikelola dalam wadah Sekolah Pohon Inspirasi (SPI)
Film 212 The Power of Love menggambarkan kekuatan cinta yang mampu menghimpuan jutaan manusia untuk bersatu, menggenggam persatuan, merajut persaudaraan dan menggelorakan semangat membela kemuliaan Kitab Suci-Nya. Film yang banyak mengambil setting di Ciamis, sebuah Kabupaten kecil di Jawa Barat yang menjadi pemicu hulu ledak bersatunya kaum muslimin memperjuangkan kemualiaan kitab suci dan agamanya.Â
Aksi  jalan kaki Ciamis -- Monas Jakarta yang diluar nalar dan logika manusia membuat kaum muslimin terlonjak ghirahnya untuk membela agamanya. Hilang sudah keraguan, sirna kegalauan dan mendidih darah semangat beragama. Akhirnya lautan manusia tertumpah ruah di Tugu Monumen Nasional Jakarta dalam dzikir, doa, taushiyah dan shalat berjamaah. Dalam guyuran hujan nan deras, justru "jamaah 212" mendapat guyuran rahmat tak terkira dari Allah SWT.
Sangat banyak dan tak terceritakan keajaiban dan keindahan Islam yang terhampar sangat jelas dari aksi super damai 212 ini. Dari Sumatera Utara sendiri hadir ribuan orang dengan biaya sendiri meninggalkan banyak kesenangan di kampung halamannya, terpanggil membela agama mereka dalam Aksi Bela Islam  III (ABI III) ini. Islam rahmatan lil alamin lebih mudah dipahami oleh siapapun yang melihat aksi ini.
Waktu itu (2/12/2016) saya bergabung bersama para relawan kemanusiaan di Posko Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan (Relindo). Di Posko itu bergabung sekiyar 50 relawan dari berbagai penjuru wilayah Indonesia. Kami membantu penyaluran logistik (makanan, minuman), penanganan medis peserta kasi yang sakit dan butuh perawatan dan aksi bersih sampah.Â