[caption id="attachment_157805" align="aligncenter" width="604" caption="dok. pribadi"][/caption] “Bukan yang congkak,bukan yang sombong yang disayangi handai dan tolan. Anak-anak yang tak pernah bohong, rajin bekerja, peramah dan sopan.”
“Abi, Odong-odong.”
Segera anak saya yang berumur tiga tahun membuka pintu rumah menuju sumber suara berupa lagu anak. Setiap pukul tujuh pagi, lagu ini dan lagu anak-anak sejenis rutin mengalun merdu di depan rumah saya. Dengan bekal uang Rp. 1000,- anak saya menikmati kereta goyang selama 6-8 menit yang diiringi lagu dari kaset.
Odong-odong? Benda apakah itu? Odong-odong adalah sebuah alat permainan kelililing sebentuk becak yang berisi tempat duduk bergoyang. Tempat duduk ada yang berupa binatang atau kendaraan (kereta api, mobil atausepeda motor). Tempat duduk yang dinaiki anak-anak usia balita ini bisa bergoyang oleh dinamo yang digerakkan oleh kayuhan tukang Odong-odong. Ada pula Odong-odong yang khusus beroperasi di malam hari. Odong-odong malam hari lebih meriah karena ada tambahan hiasan lampu kelap kelip dan mainan yang beragam seperti boneka, tembak-tembakan dan mainan lain. Hampir mirip dengan mainan anak di mall yang memakai koin, odong-odong menawarkan keasyikan tersendiri. Ada bonus yang tanpa disadari berdampak positif bagi anak.
[caption id="attachment_157806" align="aligncenter" width="604" caption="dok. pribadi"]
Nilai positif dari Odong-odong adalah lantunan lagu anak yang saat ini sangat jarang diperkenalkan pada anak-anak. Lagu-lagu tersebut sebagian besar mengandung pesan moral, seperti bait lagu di atas. Seperti halnya lagu-lagu anak zaman dulu, Odong-odong laksana oase bagi kehausan anak-anak akan lagu yang sesuai dengan karakternya. Orang tua juga merasa terbantu karena anak-anaknya bisa melantunkan lagu yang bernilai moral setelah mereka menikmati kursi goyang mainan dari odong-odong.
Saya yakin, semua orang tua dan calon orang tua merasakan bahwa lagu anak saat ini semakin kurang gaungnya. Produktifitas pecipta dan produser lagu saat ini lebih memenuhi pasar yang didominasi lirik cinta dan segmen remaja. Bahkan banyak lagu lama (remaja dan dewasa) dirilis kembali dengan format baru tidak kalah bersaing dalam pasar. Sementara lagu anak yang sarat moral tidak menarik perhatian produser dan pecipta lagu untuk dibangkitkan kembali. Jadilah anak-anak sekarang lebih hapal lagu BCL, ST 12, SMASH, Justin Beiber, dan lagu remaja lain dibandingkan lagu ciptaan Ibu Kasur, Papa T-Bob dan lain-lain.
"Oh, ibu dan ayah, selamat pagi Kupergi sekolah sampai kan nanti Selamat belajar nak penuh semangat Rajinlah selalu tentu kau dapat Hormati gurumu sayangi teman Itulah tandanya kau murid budiman"
Lagu anak ini melantun merdu mengiringi anak saya dan teman-temannya di atas “kereta goyang” bernama Odong-odong. Meski apapun motifnya, saya sangat berterima kasih pada Tukang Odong-odong. Terima kasih Odong-odong, keberadaan kalian ikut melestarikan lagu anak dari kepunahan. Terima kasih Odong-odong telah ikut menanamkan memori pesan moral di kepala anak saya lewat lagu-lagunya.