Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Di Penghujung 2017, Gerakan Literasi Apa Kabarmu?

30 Desember 2017   22:51 Diperbarui: 31 Desember 2017   09:47 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pojoksatu.id

"Kok oleh-olehnya buku semua?" tanya anak-anak di rumah, usai saya beracara selama tujuh hari di Jakarta. Ini bukan kali pertama saya pulang dari luar kota dengan membawa setumpuk buku. Pertanyaan anak-anak tidak terutama untuk melayangkan protes. Mungkin mereka menyangka saya akan membawa kaos, baju atau sepatu khas kota besar Jakarta.

Saya tersenyum. Tidak perlu saya menjelaskan panjang lebar, karena mereka langsung tenggelam membuka buku-buku baru.

Adegan itu membawa ingatan saya pada bagaimana kabar gerakan literasi di Indonesia. Tangan saya sudah gatal menuliskannya sejak perjalanan di kereta dari Jakarta menuju Jombang. Harapan saya, dan tentu harapan kita semua, gerakan literasi bukan gerakan anget-anget tai ayam.

Bagaimana tidak? Kita tengah dihadapkan pada kenyataan 70% orang dewasa di Jakarta memiliki kemampuan memahami informasi dari tulisan pendek, tapi kesulitan untuk memahami informasi dari tulisan yang lebih panjang dan kompleks.

Sedangkan 86% orang dewasa di Jakarta hanya dapat menyelesaikan persoalan aritmetika yang membutuhkan satu langkah, tapi kesulitan menyelesaikan perhitungan yang membutuhkan beberapa langkah.

Data tersebut disimpulkan dari hasil penilaian PIAAC (The Programme for the International Assessment of Adult Competencies), tes kompetensi sukarela untuk orang dewasa yang berusia 16 tahun ke atas.

Jangan terburu-buru bersikap kecut. Kabar yang cukup menggairahkan adalah Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada 2015 kecenderungan penonton televisi meningkat hingga mencapai 91,5%, sementara pembaca surat kabar hanya 13,1% pada 2015. Persentase terendah sepanjang yang dicatat oleh BPS sejak 1984.

Pada kurun waktu itu masyarakat telah berbondong-bondong, menggabungkan diri ke dalam arus modernitas konsumtivisme tayangan-tayangan televisi---lengkap bersama iklan dan semangat gaya hidup yang ditawarkan. Adapun bagaimana cara menalar, cara bersikap, cara mengambil keputusan, cara memandang masa depan, tayangan televisi adalah soko guru panutan yang utama.

Di tengah kenyataan itu semua---masifnya hegemoni tayangan televisi, rendahnya akses masyarakat untuk mendapatkan buku-buku berkualitas, minimnya fasilitas perpustakaan, mahalnya harga buku, ketatnya formalisme birokrasi pendidikan, amburadulnya etos dan passion guru---gerakan literasi masih saja didefinisikan secara minimalis. Literasi dipahami sebagai kemampuan kognitif untuk membaca dan menulis.

Alih-alih mengurai benang kusut kompleksitas gerakan literasi, baik secara definitif maupun gerakan di lapangan, kita justru terjebak pada pragmatisme pengertian literasi yang linier. Sekolah yang tidak menyediakan waktu khusus sekitar 30 menit bagi siswa untuk membaca buku adalah sekolah yang tidak pro gerakan literasi.

Pertanyaan yang layak diajukan adalah apakah literasi yang selama ini kita mengerti dan pahami sebenarnya sudah kontekstual dan cukup bermanfaat bagi pembangunan sosial masyarakat luas? Akankah gerakan literasi mengambil sisi paling wadah sebatas aktivitas membaca dan menulis? Mengapa inisiatif untuk membangunkan masyarakat dari belaian mimpi tayangan televisi misalnya, tidak diberangkan dan berbasis pada pluralitas masyarakat itu sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun