Mohon tunggu...
achmad muchibbin
achmad muchibbin Mohon Tunggu... UIN Raden Mas Said Surakarta

bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

345 Tahun Kartasura: Menyulam Sejarah Lewat Irama Nostalgia, Budaya dan UMKM Yang Menyala

6 Oktober 2025   23:51 Diperbarui: 6 Oktober 2025   23:56 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cahaya bulan terang menyinari langit kartasura, malam yang cerah dan keramaian dalam panggung dan bazar rakyat yang istimewa. Cahaya lampu yang terang, tawa warga, alunan musik yang syahdu menyambut hari jadi kartasura yang ke 345. Deretan jalanan di dekat petilasan keraton kartasura terdapat banyak bazar UMKM rakyat yang menawarkan aneka jajanan dan aroma yang membuat siapapun ingin menikmatinya. Terdapat juga panggung utama di pojok jalan petilasan kartasura, menyajikan alunan musik nostalgia di zaman dulu serta penampilan budaya yang membangkitkan kenangan dari masa ke masa.

Itu lah suasana malam di hari jadi kartasura ke 345, tak hanya menjadi hiburan tetapi menjadi pintu waktu untuk menghubungkan masa ke masa. Sejarah tidak akan hilang, dan budaya harus dilestarikan, umkm lokal harus didukung dan perayaan hari jadi kartasura menjadi panggung nostalgia, mengingatkan kita sejarah kartasura serta umkm yang harus didukung dan dijaga.

Petilasan keraton kartasura menjadi bukti sejarah dalam dan penerus dari Kerajaan islam. Bermula dari keruntuhan keraton kesultanan mataram  lalu dibangunlah istana kartasura. Terdapat banyak sejarah di petilasan keraton yang terletak di kecamatan kartasura ini, namun hingga kini sejarah dan budaya tidak luntur untuk dilestarikan dan dijaga. Bersama untuk menjaga menjadi denyut budaya di masyarakat kartasura.

Kartasura merayakan HUT ke 345 tahunnya, panggung utama yang terlatak di pojok jalan dekat dengan petilasan keraton kartasura menjadi simbol kelestarian budaya dan sejarah yang ada.  Terdapat berbagai musisi band yang telah berdiri pada zaman dahulu di era 80an sampai 2000an yang sempat popular pada zamannya, seperti lagu st12, wali dan lain sebagainya menjadi wadah para musisi dalam menampilkan di dalam panggung utama. Selain itu penampilan dari anak-anak kartasura di sajikan di panggung utama, seperti tarian, reog dan budaya lainnya. Ini menjadi wadah bagi para anak kecil untuk mejaga kelestarian budaya dan mengingatkan sejarah di zaman dulu.

Di keramaian malam itu, tak sedikit para ibu-ibu menyanyikan lagu di era nya serta bapak-bapak yang mengendong anaknya menikmati lunan music, bernostalgia dengan irama. Hiburan dan kenangan menjadi satu dalam wadah panggung perayaan hari jadi kartasura. Irama musik menjadi jembatan antara masa ke masa, menjadi jembatan antara kenangan dan harapan.

Tak hanya panggung hiburan yang ada, tetapi juga denyut UMKM lokal dalam menawarkan produk di perayaan hari jadi kartasura. Berbagai pelaku UMKM lokal menawarkan produknya, mulai dari makanan jadul, permainan anak, kuliner dan lain sebagainya. Bazar ini menjadi bukti bahwa pelaku UMKM harus tetap dijaga dan didukung. Dibalik perayaan ini, tersimpan harapan besar, bahwa kemandirian ekonomi rakyat bisa tumbuh berdampingan dengan pelestarian budaya.

Perayaan HUT 345 tahun kartasura ini bukan hanya sekedar pesta, tetapi juga menjadi refleksi perjalanan kartasura tentang perjalanan yang pernah menjadi saksi dari sejarah jawa. Kartasura menjadi bukti sejarah dan perayaan hari jadinya menjadi wadah dalam melestarikan budaya, merayakan irama dengan ber nostalgia serta mendukung umkm agar tetap berjalan dan Berjaya. Perubahan zaman tidak harus menghilangkan kebudyaan, kelestariaan budaya dan sejarah harus tetap dijaga, dengan perayaan HUT 345 kartasura menjadi aksi dan wadah untuk bernistalgia dan bukti sejarah masih ada dan UMKM lokal tetap dijaga.

Malam itu, kartasura bukan hanya sekedar merayakan usia, tetapi menghidupkan Kembali jiwa yang pernah ada, menjahit masa lalu dengan benang semngat baru. Diantara tawa anak-anak, irama musik nostalgia, dan smerbak aroma kuliner dari UMKM lokal, tersimpan pesan yang sederhana bahwa sejarah selalu diingat dan juga dilestarikan. Perayaan ini menjadi bukti bahwa kemajuan tak harus melupakan akar sejarahnya. Selamat ulang tahun kartasura, tetaplah menjadi rumah bagi kenangan dan harapan yang terus meyala.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun