Mohon tunggu...
Achmad Irfan
Achmad Irfan Mohon Tunggu... Administrasi - KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam)

Saya Suka membaca dan menulis tentang sosial,politik, Hukum, Ekonomi, Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Kesadaran Diri dan Empati dalam Memahami Kursi Prioritas di KRL

9 Oktober 2022   14:18 Diperbarui: 9 Oktober 2022   14:23 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat duduk prioritas KRL Commuter Line (Foto: id.theasianparent.com)

Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kendaraan transportasi massal, yang sering di gunakan dalam aktivitas sehari-hari. Tidak heran banyaknya penumpang KRL yang memadati gerbong kereta, sebagian besar terdiri dari pekerja, mahasiswa/pelajar, dan masyarakat umum. KRL Commuter Line yang beroperasi di Jakarakat, Bogor, Tanggerang, Depok, Bekasi (Jabodetabek) terdiri dari 8 sampai 12 rangkaian kereta, yang rangakaian paling depan dan belakang diperuntukkan khusus wanita. Pada umumnya rangkaian gerbong KRL Commuter Line berkapasitas maksimal 135 orang dan 60 penumpang yang bisa duduk. Biasanya di hari-hari kerja khususnya hari Senin sampai Kamis terkadang jumlah penumpang melebihi kapasitas yang ada, tentu ini akan berdampak terhadap kenyamanan penumpang KRL. Penumpang KRL beberapa juga ada yang lanjut usia (lansia), ibu hamil, penumpang disabilitas, ibu membawa anak yang harus di prioritaskan di banding penumpang lainnya. Mengacu pada Pasal 131 UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, TDP diperuntukkan bagi empat golongan, yakni orang tua lanjut usia, wanita hamil, kaum difabel, dan ibu yang membawa anak. Berdasarkan undang-undang-undang tersebut sudah jelas ketetapan hukumnya fungsi kursi prioritas dan harus dipatuhi oleh semua pengguna jasa KRL. Sering kali kita lihat para lansia, ibu hamil, dan ibu yang membawa balita masih harus berdiri, sedangkan  banyak penumpang KRL yang duduk tidak merespon, bahkan tidak sedikit yang pura-pura tidur. Terbatasnya  jumlah petugas KRL, membuat pentingnya kesadaran dan empati terhadap penumpang prioritas tersebut. Jika penumpang prioritas KRL di biarkan berdiri, tentunya akan berakibat fatal terhadap kondisi kesehatan bahkan bisa memicu darah tinggi, darah rendah, sakit punggung dan gangguan kesehatan lainnya. Semoga kedepannya para pengguna jasa KRL commuter line, bisa lebih bijak lagi dan memiliki rasa empati terhadap penumpang kursi prioritas di KRL. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun