ngrotan satngah pejah[3]Â
Menyaksikan penderitaan Untung yang luar biasa saat dicambuk, Moor tidak tega. Sebab itu, Moor mengampuni Untung. Tetapi sesudah Untung berani memasuki gedung bersama Suzzane, menurut penafsiran mereka melakukan hubungan suami istri, Untung ditangkap dan dijebloskan di dalam penjara. Sementara Suzanne dikembalikan ke negeri Belanda.
Tetapi pendapat yang disampaikan dalam Babad Tanah Jawa dan Babad Surapati tersebut ditentang oleh teori yang menyebutkan bahwa Suzaane diasingkan di Teluk Jakarta. Di sana, Suzaane yang melahirkan anak dari benih Untung. Anak itu diberi nama Robert.
Sungguhpun demikian, baik pendapat dalam Babad Tanah Jawa dan Babad Surapati maupun teori lain yang menyebutkan mengenai Suzane sesudah dijebloskannya Untuk di dalam penjara oleh Moor tersebut perlu dikaji ulang. Mengingat kisah tersebut bersumber dari karya fiksi dan asumsi yang dibumbui unsur politis dari pihak kolonial.
Dijebloskan di Dalam Penjara
Akibat hubungan cintanya dengan Suzanne, Untung dijebloskan penjara oleh Kapten Moor. Sewaktu di dalam penjara, Untung bertemu dengan budak-budak kolonial. Menurut Babad Tanah Jawa dan Babad Surapati, jumlah budak yang dipenjara oleh VOC tersebut tidak kurang dari 60 orang.
Di dalam penjara tersebut, Untung menagawarkan gagasan pada pada para budak untuk melarikan diri dan melakukan perlawanan terhadap VOC. Awal mula gagasan itu ditolak oleh sebagian banyak budak. Mengingat mereka sudah berusia tua dan tubuh mereka teramat lemah karrena jarang diberi makan. Namun, Untung terus membakar semangat mereka untuk keluar dari penjara sebagai bentuk perlawanan dengan VOC. Berikut kutipan dalam Babad Surapati yang mengisahkan sejak Untung di dalam dan keluar dari penjara:
Setelah agak lama disekap dalam penjara, Untung berkata kepada teman-temannya senasib: "Saudara-saudaraku semuanya, sayang kita di sini tak banyak berdaya, tidak ada yang mempunyai akal untuk melarikan diri, karena kalian semuanya sakit."Â
Teman-temannya menjawab: "Hai Untung, sangat tidak masuk akal, mau melawan lepas dari pasungan besi ini, dan penjara pun tertutup rapat. Pintu-pintu dikunci, dijaga para kumpeni, lalu bagaimana akal budimu?"
Untung menjawab pelan-pelan tetapi tenang: "Begini! Jika kita mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Kuasa, kita dapat lolos dari penjara ini. Sebab kekuatan makhlukNya tergantung dari belas kasih Yang Maha Penyayang lagi Pengasih."
Salah satu temannya lalu berkata lagi: "Untung, engkau ini sangat tamak, kami ini banyak yang sudah tua-tua. Dalam penjara dan pasungan ini saya sendiri sudah tiga bulan lamanya, dan selama itu jarang diberi makan. Bagaimana pun saya tak mendapat akal untuk lolos. Dan engkau yang masih muda belia, berusahalah sekuat tenaga mudamu, berdaya-upayalah sebanyak-banyaknya. Mungkin engkau dapat menemkan akal budi, lepas dari pasungan besi kuat ini. Kalau dapat, benar-benar engkau orang jantan."
Untung menjawab sambil bersenyum: "Aku tidak bicara dengan orang tua seperti kamu ini; yang kupikirkan ialah orang banyak ini,maka terserahlah menurut kehendak hatimu, sebab agaknya kamu ini tidak mengetahui."