Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Memaknai Tujuan Puasa dengan Mengatur Penghasilan

28 Mei 2018   06:49 Diperbarui: 28 Mei 2018   09:02 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.halomoney.co.id

Sebelum hendak bepergian, tempat tujuan harus kita ketahui terlebih dahulu. Tanpa mengetahuinya dengan pasti, kita akan senasib layang-layang yang terputus benangnya. Tertiup angin kencang hingga melayang-layang tanpa juntrung.

Betapa beruntung bila layang-layang itu terjatuh di halaman rumah dan dipungut bocah pecinta layangan. Bila apes nasibnya, layang-layang itu akan terjatuh di kolam atau sungai. Bisa pula terikat pada kabel listrik atau reranting pohon yang tinggi.

Agar tidak senasib layang-layang itu, kita yang tengah melaksanakan amalan harus mengetahui tujuannya. Dengan demikian, setiap amalan yang kita tunaikan akan membuahkan hasil optimal. Sehingga tidak ada kata "sia-sia" terhadap laku (proses) dan perjuangan yang kita tempuh.

Memanage Penghasilan 

Sebagai muslim yang arif, kita yang tengah menunaikan ibadah puasa musti mengetahui tujuan utamanya. Di mana, puasa bukan sekadar kita pahami sebatas mencegah makan dan minum dari waktu imsya' hingga buka. Namun, puasa lebih kita maknai dengan mengendalikan (bukan mencegah) seluruh hawa nafsu.

Bila telah mengetahui tujuan berpuasa, kita senantiasa berupaya sekuat daya untuk mengendalikan nafsu (keingingan). Pengertian lain, keinginan tersebut harus kita selaraskan dengan kebutuhan sehingga tidak menimbulkan kerepotan atau kepedihan di kemudian hari.

Memang diiakui. Di antara kita belum mampu memanage keinginan yang selaras dengan kebutuhan. Sebagai misal, ketika kita bergaji besar dan memiliki harapan emas untuk menerima THR dalam jumlah fantastis, kita sering alpa hingga memboros-boroskan penghasilan dengan berbuka puasa di restoran mewah. Membeli pakaian, sepatu, atau sandal bermerek untuk kita pakai di hari lebaran. Akibatnya, seminggu paska lebaran, kita terpaksa gali lubang sana sini untuk memenuhi kebutuhan.

Buah Memanage Penghasilan

Berpijak uraian di muka, kita yang selayaknya memahami tujuan berpuasa hendaklah memanage penghasilan. Dengan memanagenya, kita memenage keinginan. Dengan memanage keinginan, kita melaksanakan salah satu tujuan berpuasa dengan baik dan benar.  

Bila kita telah bersikap bijak terhadap penghasilan, artinya kita telah berhasil memaknai ibadah puasa dengan arif. Sehingga salah satu tujuan berpuasa yakni mengendalikan keinginan berhasil kita wujudkan. Alhasil kesempurnaan di dalam berpuasa akan mengantarkan manusia kita pada titik fitrah di hari lebaran.

-Sri Wintala Achmad-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun