Mohon tunggu...
Achmad Dhany Qurniawan
Achmad Dhany Qurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Civitas Akademika

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Pengangguran terhadap Kemiskinan

22 Oktober 2019   23:01 Diperbarui: 28 Oktober 2019   17:03 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Permasalahan terkait dengan kemiskinan seperti tidak ada habisnya, karena angka kemiskinan di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Perbaikan mutu di berbagai sektor mulai ditingkatkan oleh pemerintah untuk menekan angka kemiskinan. Namun, untuk menuntaskan kemiskinan tidak semudah yang dibayangkan. Banyak sekai faktor yang mempersulit pemberantasan kemisinan, salah satunya yaitu faktor pengangguran. Kemiskinan terjadi karena tidak adanya kemampuan seorang individu, atau beberapa orang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri atas kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

Pengertian kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:

  1. Kemiskinan mutlak

Kemiskinan mutlak adalah kondisi kemiskinan yang sudah ditetapkan standarnya hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar seseorang agar dapat hidup secara layak. Kemiskinan mutlak dapat diartikan sebagai sebuah situasi atau kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hanya sekadar makan, minum, dan tempat tinggal.

  1. Kemiskinan relatif

Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang tidak ada hubungannya dengan standar kemiskinan. Kemiskinan relatif adalah sebuah kondisi ketika seseorang sudah dapat memenuhi kebutuhannya, namun bisa dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan penduduk di sekitarnya. Biasanya kemiskinan ini terjadi berdasarkan sudut pandang masing-masing orang.

Ketidakmampuan seseorang memenuhi kebutuhan pokok tersebut dapat disebabkan oleh pengangguran, yang selalu disebut sebagai penyebab utama kemiskinan. Pengangguran dapat terjadi karena kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan dibandingkan banyaknya jumlah penduduk usia kerja. Pengangguran dibagi menjadi beberapa macam, seperti yang dijelaskan oleh BPS, dua di antaranya yaitu :

- Pengangguran terbuka, yang terdiri atas orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, dan yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja;

-Setengah pengangguran yaitu orang yang bekerja di bawah jam kerja normal atau kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih menerima pekerjaan lain.

Tidak adanya pemerataan lapangan pekerjaan menyebabkan pengangguran di Indonesia seakan merajalela. DKI Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia menjadi kota yang paling banyak memiliki lapangan pekerjaan. Padahal daerah terpencil seperti Papua juga sangat membutuhkan lapangan pekerjaan. Sedikitnya, lapangan pekerjaan yang ada di Papua menjadikan Papua sebagai daerah yang paling banyak memiliki penduduk miskin. Ketertinggalan perkembangan teknologi menyulitkan terbukanya lapangan pekerjaan. Padahal pekerjaan di era sekarang lebih banyak membutuhkan kemajuan teknologi sebagai alat pendukung. Sementara itu, lapangan pekerjaan di Jawa Barat sudah terbilang sangat banyak, khususnya di kota. Untuk daerah kabupaten, angka pengangguran masih terbilang lebih banyak dibandingkan kota. Hal ini membuktikan bahwa perlunya pengembangan sektor-sektor yang dapat memperluas lapangan pekerjaan di kabupaten.

Kemiskinan tidak hanya diukur dari ada atau tidaknya pengangguran. Faktor lain seperti tingkat pendidikan yang rendah, kondisi kesehatan yang kurang, terjadi bencana alam di suatu daerah, keterbatasan sumber daya alam, korupsi oleh pejabat negara, dan lain-lain juga dapat memengaruhi adanya kemiskinan. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan adalah dengan menggunakan sektor pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi peluang orang tersebut bekerja di sektor formal dengan penghasilan yang lebih tinggi.   Namun, kesadaran penduduk miskin akan pendidikan masih dapat dikatakan sangat kurang. Anak-anak usia sekolah tidak jarang dipaksa bekerja dan berhenti sekolah hanya demi memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Padahal tindakan seperti itu justru akan memperburuk keadaan perekonomian keluarga tersebut. Dari segi kesehatan, pemerintah sudah memberikan keringanan biaya pengobatan di rumah sakit dengan adanya sistem BPJS kesehatan. Namun, kasus yang banyak terjadi adalah ketidakmampuan seorang tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah karena kondisi kesehatan yang kurang. Hal tersebut menyebabkan tidak adanya pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bencana alam juga dapat menyebabkan penduduk menjadi miskin. Hilangnya harta benda, lapangan pekerjaan, dan barang dagangan membuat penduduk kesulitan menjalani kegiatan sehari-hari dan mencari nafkah. Bencana alam juga dapat mengakibatkan hilangnya sumber daya alam sebagai mata pencaharian, seperti rusaknya sawah yang mengakibatkan petani tidak dapat panen hasil sawahnya, ancaman tsunami susulan yang membuat nelayan tidak dapat berlayar ke laut, maupun ternak mati yang menyebabkan ruginya para peternak. Penyebab kemiskinan yang paling membuat masyarakat jengkel adalah korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara. Pasalnya uang negara yang dikorupsi seharusnya dapat digunakan untuk menunjang pembangunan infrastruktur (seperti jalan, jembatan, pembangkit listrik, dan lain-lain), pemberian bibit tanaman kepada petani, dan sebagainya. Namun para pejabat negara tidak memperhatikan hal -- hal tersebut, dan lebih mementingkan kebutuhan untuk dirinya sendiri.

Kemiskinan di Indonesia mungkin tidak bisa sepenuhnya dihilangkan secara cepat dan tiba-tiba. Namun juga perlu langkah perlahan agar angka kemiskinan dapat semakin menurun. Cara yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan baru dengan jumlah yang banyak, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara memberinya pendidikan ataupun sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dan pekerjaan agar masyarakat mempunyai daya saing yang kuat apabila sudah terjun ke dalam dunia kerja.

Dengan demikian, kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana seorang individu atau kelompok sedang berada dalam kondisi tidak dapat atau tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya sendiri, seperti kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kemiskinan dapat terjadi akibat banyak hal, salah satunya diakibatkan oleh pengangguran. Masih banyak terjadi pengangguran di Indonesia akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Banyak cara yang sudah diupayakan oleh pemerintah, salah satunya yaitu dengan meningkatkan jumlah lapangan perkerjaan, agar masyarakat dapat memiliki pekerjaan dan mengurangi angka pengangguran yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun