Orang yang terpenjara bukanlah orang yang sedang terkurung di balik jeruji besi. Orang yang terpenjara sesungguhnya adalah orang yang hatinya terborgol; tidak mau diajak bertualang, mencari siapa yang telah menjadikannya ada dari asalnya yang tiada.
Dan orang yang benar-benar tertawan adalah ia yang ditawan, diperbudak oleh hawa nafsunya.
Maka timbullah sebuah pemahaman bahwa orang yang benar-benar merdeka adalah orang yang mampu memperbudak hawa nafsunya, meski ia sendiri adalah seorang budak secara harfiah.
Sebaliknya, kita yang manusia merdeka pun, tidak punya tuan, bisa menjadi budak lantaran hormat tunduk pada hawa nafsu.
Oleh karenanya, kita yang memang bukan siapa-siapa. Bukan dari kalangan orang terhormat. Bukan turunan saudagar kaya. Bukan anak pejabat negara. Tak usahlah berkecil hati, minder.
Sebab kita masih bisa menjadi terhormat jika mampu mengendalikan hawa nafsu kita.
Dan sungguh, terkadang harta benda. Ketenaran. Kekuasaan. Adalah hal-hal yang kerap membuat manusia seperti kita menjadi budak. Budak materi. Budak hawa nafsu.
Lantas mengapa kita masih mengaku sebagai 'abdun', hamba Allah, apakah kita tidak malu, Kawan?
Semoga kau dijauhkan dari diperbudak pada selain-Nya.