Mohon tunggu...
Ach Alyfauzi
Ach Alyfauzi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Memudarnya Ragam Bahasa Daerah di Indonesia

6 Maret 2019   11:54 Diperbarui: 6 Maret 2019   12:10 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Negara Indonesia dalam kancah internasiaonal dikenal sebagai negara kepulauan, julukan ini diberikani sebabkan melihat Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang membentang di belahan bumi Indonesia. 

Dari berbagai kepulauan yang terhuni dipastikan terdapat bahasa yang berbeda antara satu pulau dengan yang lain, juga terdapat persamaan bahasa namun terdapat juga sebuah perbedaan di dalam persamaah tersebut tingkat perbedaannya  meliputi gaya penuturan bahasa (logat), contoh kata "be`en" dalam bahasa madura dari daerah pamekasan dengan makna kata yang sama dengan bahasa daerah dari kepulauan sumenep ( pulau Gilih Rajeh) yang mengatakan kata " be`en" dengan kata 'be`na". Dalam hal ini dapat diperjelas kembali bahwa negara Indonesia kaya dengan  bahasa daerahnya.


Adapun bahasa daerah yang sering kita kenal diantaranya adalah: bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Sunda, bahasa  Madura, bahasa Batak, bahasa Minangkabau, bahasa Bugis, bahasa Aceh, bahasa Bali, dan bahasa Banjar. Dari sepuluh bahasa daerah terbut, .

Namun, seiring dengan perkembangan waktu yang disebut dengan era modernisasi bahasa daerah tersbut dengan perlahan mulai mudar dengan sendirinya. Sebagai fakta empiris  membuktikan  bahwa bahasa  bahasa daerah masih banyak penuturannya di daerah pedasaan dan  mulai mengasingkan diri di daerah perkotaan. 

Dalam hal  ini bukan bahasa  itu sendiri yang mengasingkan diri akan tetapi maraknya generasi penerus yang mulai meng-asumsi bahasa-bahasa berbasis bahasa kenegaraan  utamanya (bahasa Indonesia) sebagai bahasa negaranya sendiri. Dan kemungkinan besar bahasa daerah akan memudar dari daerah -daerah tersebut utamanya perkotaan. 

Bagaimana tidak akan memudar jika para remajanya saja sudah sedikit yang menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing . bagaimana kelak bagi generasi- generasi berikutnya. akan menjadi kemungkinan besar. Bahwa kawasan perkotaan akan dikuasai pribumi yang mengasingkan bahasa daerahnya sendiri.

Selain minimnya bahasa daerah yang harus dibudayakan. juga menjadi permasalahan besar dalam penggunaan bahasa di kalangan generasi masa kini, ialah para generasi yang mulai menciptakan bahasa bahasa baru yang diasumsi dari berbagai kemajuan zaman. Dalam hal ini bukan hanya bahasa kenegaraan saja yang dicideriai melainkan juga bahasa daerah seperti halnya kata "jancuk" dari bahasa jawa utamanya daerah jawa timur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah "jancuk"adalah sebuah kata yang manjadi ciri khas  komunitas masyarakat di Jawa Timur, terutama Surabaya dan sekitarnya. 

Selain itu kata ini juga digunakan oleh masyrakat Lamongan dan Malang. Meskipun memiliki konotasi buruk istilah "jancuk" menjadi kebanggaan serta simbol identitas bagi komunitas penggunanya, bahkan dijadikan sebagai kata sapaan kala bertemu sesamanya. 

Normalnya kata "jancuk" sebagai umpatan pada saat emosi meledak,marah, atau membenci untuk mengumpat seseorang. Menurut Kamus Daring Universitas Gajah Mada, istilah "jancuk, jancok, diancok,cuk, ataiu cok" memiliki makna "sialan, kampret , brengsek (ungkapan berupa perkataan umpatan untuk mengepresikan kekecewaan atau bisa juga digunakan untuk mengungkapkan ekpresi keheranan atas suatu hal yang luar biasa).  

Dapat kita simpulkan bahwa sangat banyak kerusakan dalam penggunaan bahasa sebab kemajuan zaman. Bisa kita kutip kembali kaliamat diatas bahwa bukan hanya bahasa kenegaraan saja yang dicederai melainkan juga bahasa daerah dan menjadi priritas utama adalah akhlak yang mulai merusak sebab bahasa yang digunakan oleh para kaun pemuda dan penudi adalah bahasa yang tidak pantas untuk diungkapkan dari jika kita pandang menggunakan kacamat agama. 

Dalam agama islam kita dianjurkan untuk menggunakan tuturkata yang baik jika hendak menyapa seseorang sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW yang artinya." Sesungguhnya aku diutus  untuk menyempurnakan akhlak" dalam hal ini cakupan akhlak yang diterangkan bukan hanya tingkah laku saja. melainkan juga meliputi tutur bahasa. Kata "jancuk" bukanlah bahasa yang baiak untuk diungkapkan dan kata jancuk hadir pada masa masa ini tidak untuk  masak nenek moyang yang yang notabennya pengguna bahasa daerah yang halus dan baik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun