Mohon tunggu...
Acet Asrival
Acet Asrival Mohon Tunggu... Guru - Guru

www.berandaedukasi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sinergitas Tri Pusat Pendidikan dalam Pembentukan Karakter Anak

14 Agustus 2018   08:31 Diperbarui: 14 Agustus 2018   09:36 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tapi sungguh disayangkan sekali, mereka lupa atau tidak paham bahwa keberhasilan anak-anak dalam menempuh pendidikan itu tidak sepenuhnya diharapkan kepada lembaga pendidikan khususnya guru. Ada peran yang lebih besar yang harus mereka perbuat untuk menunjang keberhasilan anak-anak dalam masa pertumbuhan pendidikannya.

Lembaga pendidikan di satuan pendidikan dan guru yang mendidik mereka tidak mampu berperan terlalu jauh dalam membentuk karakterisitik anak-anak. 

Para guru hanya melakukan kerjanya sesuai kapasitas dan waktu yang mereka miliki. Seperti mentransef pengetahuan, menanamkan nilai-nilai kebaikan, memberikan nasihat-nasihat dan memfasilitasi belajar anak di lingkungan sekolah.  

Anak-anak memiliki waktu 1/3 di sekolah dan 2/3 lagi di lingkungan keluarga dan masyarakat. Bila di lingkugan keluarga dan masyarakat yang presentasinya 2/3 tentu mempunyai waktu lebih banyak bersama anak. 

Besar kemungkinan akan memberikan pengaruh lebih besar terhadap perkembangan kehidupan anak. Nah, dari sini mulai disadari bahwa keluarga bilkhusus orangtua dan masyarakat harus bersinergi dengan lembaga pendidikan sehingga terbentuknya tri central education (tiga pusat pendidikan).

Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak dan orangtua sebagai pendidik utama yang akan menentukan perkembangan fisik, psikis, dan karakter anak. 

Baik-buruknya karakter seorang anak ditentukan oleh orangtua. Meminjam istilah Ramayulis (2015)[1], orangtua bisa menjadikan anaknya masuk surga atau neraka. Sejalan dengan perkataan Nabi Muhammad Saw, bahwa orangtualah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi[2] Sedangkan lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua bagi anak untuk memproses dan meningkatkan kompetensi dan membentuk karakter anak ke arah yang lebih baik. 

Di sekolah anak dibekali dengan berbagai macam pengetahuan. Diberikan pengalaman-pengalaman edukasi, serta difasilitasi untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak. Dan masyarakat sebagai lahan bagi anak untuk mengaplikasikan nilai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilannya. Dalam lingkungan masyarakat anak juga akan memperoleh pendidikan dan pengajaran yang tidak ia dapat di lingkungan keluarga maupun sekolah.

Analogikanya seperti ini, sekolah adalah tempat mencari bibit-bibit unggul dan lingkungan masyarakat sebagai lahan menanam, guru dan orangtua adalah petani. 

Ketiga unsur tersebut harus bekerja sama membentuk dan menjadikan bibit tersebut menghasilkan tanaman-tanaman yang bermanfaat. Jika salah satu unsur itu tidak berperan dengan baik dan melepaskan diri dari peran mereka masing-masing, alamat tanaman tidak akan berbuah. Agaknya analogi ini mampu mendeskripsikan bahwa ketiga unsur (tri pusat pendidikan) itu mampu saling bersinergi dan bekerjasama.

Ketiga sektor tersebut merupakan sebuah lingkaran yang kait-mengait, bertautan, berkesinambungan dalam membentuk karakter anak. Jika salah satu di antara ketiga lingkungan itu putus dan melepaskan perannya sebagai lingkarangan dalam pendidikan anak maka aka dipastikan bahwa perekembangan pendidikan anak pun akan timpang dan rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun