Orbs. Sebenarnya saya asing dengan istilah ini, saya tahu istilah ini pun dari teman fb sewaktu saya meng’upload’ sebuah foto saya di sebuah tempat pemakaman. Mungkin karena ketertarikan saya terhadap sesuatu yang berbau misteri, akhirnya setiap ada kesempatan ketika saya ada di tempat yang mengandung banyak mitos saya sempatkan mengambil gambar. Berharap ada hantu narsis ikut nampang. Sebelum salah seorang co host “Masih dunia Lain” menyebut aneka bentuk penampakan hantu sebagi orbs, memang sih, istilah ini kurang begitu polulis. Hanya kalangan terbatas dan para ahli yang menyebut fenomena kemunculan medan energi ini sebagai Orb. Tapi belakangan ini, banyak istilah-istilah semi ilmiah yang sudah masuk pada dunia metafisika. Hal ini tentu saja memperkaya khasanah ilmu di negeri ini.
Secara konsep Orbs adalah fenomena munculnya lingkaran putih atau bayangan pada sebuah frame foto. Yang dalam penjelasan dunia metafisika dan pengalaman pribadi, kemunculan obyek yang berupa lingkaran beraneka warna ini sebagai indikasi hadirnya sosok atau energi dari dimensi luar dunia ini alias sosok gaib. Aktifitas ini seringkali disebut sebagai fenomena penampakan hantu, istilah orang londo ghost phenomena. Yang dalam penjabarannya, fenomena hantu ini dapat berwujud bermacam-macam. Kemunculan-kemunculan ini biasanya berupa lingkaran atau bulatan-bulatan pada frame foto dapat muncul dalam jumlah yang sangat banyak. Bahkan tak jarang, kemunculannya memenuhi seluruh frame foto. Namun terkadang, meski masih pada obyek yang sama, justru hanya muncul sebiji saja. Besar kecilnya juga tak bisa seragam. Kadang bisa sangat kecil-kecil, tapi kadangkala juga bisa berupa bulatan yng sangat besar. Tak jarang kemunculannya ini dapat berupa awan atau asap disekitar obyek utama foto.
Di kalangan praktisi spiritual, paranormal, dan pemilik indera keenam atau orang-orang yang dapat melihat dan mampu berkomuinikasi dengan dimensi lain,
orb dipercaya sebagai penampakan hantu. Dari kalangan paranormal dan praktisi spiritual ini, beberapa orang yang pemilik ilmu dan energi besar, tanpa menunggu jepretan kamera, sudah mampu melihat orbs dengan mata telanjang. Bisa jadi hal ini karena bakat atau ketekunan berlatih dalam mengasah kemmpuan mereka. Sementara bagi masyarakat awam atau para pemula, memang butuh kesabaran, latihan fotografi dan tentunya mempunyai nyali untuk memotret sebuat tempat yang angker dan berharap ada keberuntungan hantu narsis nampang dalam jepretan kita. adapun kamera yang digunakan adalah kamera digital dengan resolusi minimal 1,3 mega pixel. Namun, semakin tinggi resolusi kamera yang digunakan semakin mudah untuk menangkap kemunculan Orbs. Berdasarkan penelusuran pribadi, orbs atau penampakan hantu dapat muncul dimana saja. Terutama di sebuah rumah kosong atau tempat yang dianggap angker oleh masyarakat. Lokasi-lokasi yang biasanya cenderung mejadi tempat favorit bagi orbs menampakkan dirinya adalah seperti rumah kosong seperti yang saya katakan di atas adalah juga seperti pemakaman umum, dan juga tempat lokasi kecelakaan.
Namun, kemunculan energi kehidupan dalam wujud orbs ini tak hanya ditempat beraura negatif. Tempat yang beraura positif pun bisa jadi tempat penampakan orbs tersebut, seperti masjid, gereja dan lain sebgainya. Dan bukan hanya tempat saja yang menjadi obyek kemunculan orbs. Banyak kalangan paranormal meyakini bahwa energi dari dimensi lain atau hantu, jin atau khodam juga dapat terekam dan muncul dalam kamera. Hanya saja Orbs yang demikian ini muncul dalam bentuk yang membias menjadi seperti kumpulan awan atau asap atau dalam bahasa kerennya disebut Ektoplasma. Konon, Ektoplasma sendiri adalah transformasi hantu kedua sesudah kemunculan Orbs. Semoga tulisan yang tidak seberapa ini menambah khasanah pengetahuan untuk penulis sendiri dan tentunya sebuah motivasi untuk lebih baik lagi dalam hal menulis dan mengungkap sedikit tabir semesta ini. wassalam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Sosbud Selengkapnya