Mohon tunggu...
Abu Al Givara
Abu Al Givara Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya Menulis, Bukan Penulis

Jadilah pembelajar yang terus bersabar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Homo Ridens

23 Juli 2019   00:35 Diperbarui: 10 Juni 2022   14:43 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Abu Kapota


Peter Berger mengartikan Homo Ridens "adalah makhluk yang bisa tertawa". Tidak ada makhluk lain selain manusia yang bisa humor. Maka manusia adalah makhluk yang satu-satunya bisa tertawa.

Homo Ridens yang secara sederhana bisa diartikan sebagai humor, dalam sisi lain punya terminologi yang berbeda dalam peristilahan. Dalam bahasa medis Latin, humor artinya "cairan tubuh". Cairan tubuh manusia yang berhubungan dengan keseimbangan kesehatan manusia.

Humor kemudian menjadi dua pengertian yang beda. Tapi humor dalam artian candaan bisa saja berkaitan dengan keseimbangan dan kesehatan tubuh. karna dengan humorlah kita bisa melepas beban rasa sakit ataupun derita.

Dalam pengertian lebih luas, humor bisa digunakan untuk sedikit memberi efek trasnformasi melepaskan orang dari masalahnya, dengan humor mereka bisa tertawa dan bahagia dengan sedikit lupa terhadap beban masalah yang dipikulnya.

Mantan Presiden Gusdur selalu memainkan humor kepada masyarakat luas, terutama terkhusus untuk mereka yang sering diperlakukan tidak adil oleh kekuasaan. Baik diucapkan dalam bentuk makna kritikan maupun dalam tujuan untuk sekedar menjadi bahan tawaan semata yang tujuannya adalah agar masyarakat bisa tertawa meski dalam kondisi yang susah.

Blaise Pascal, seorang filsuf prancis mengatakan manusia adalah makhluk yang berada ditengah jalan antara "ketiadaan" dan "keabadian" atau "keterbatasan dan "kebebasan". 

Ia berada dalam keterombang-ambingan antara keduanya, serentak pula merindukan keduanya untuk menjadi kenyataan. Gelak tawa menurut Pascal menjadi momen berada dalam keabadian.

Humor adalah jalan bagi kita untuk meraih kebebasan dan selalu hidup dalam keabadian. Jika anda terlalu serius, maka merenung dan tertawalah atas keseriusanmu, jikapun tidak maka saya yang akan tertawakan kamu.

Beranjaklah kedapur untuk mengaduk segelas teh atau susu. jangan kopi karna hidup kita sudah terlalu pahit untuk dirasakan lagi. Seruputlah ia dari bibir gelasmu sembari tertawakan pahitnya hidupmu, lalu nikmatilah aroma teh atau susu tanpa ampas itu sambil ketawa lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun