Adakalanya seorang pelatih sepak bola ketika dalam posisi kalah, tidak ada action yang signifikan. Baik merubah strategi permainan atau mengganti pemain.
Kalau para penyerang sudah sekian lama diberikan kesempatan tidak juga menghasilkan gol. Segera ganti pemain tersebut, karena bisa saja keberuntungan untuk nyetak gol memang bukan oleh dia, Â tetapi seseorang yang tidak diperhitungkan, dialah pemain cadangan. Beberapa contoh pernah juga disiasati oleh para pelatih dengan teori ini. Â Dengan efek psikologi bahwa pemain cadangan dalam momentumnya, dia ada keinginan untuk mendapat tempat sebagai penyerang utama. Dengan tenaga yang masih fresh, maka hal ini adalah sebuah upaya yang bisa jadi membuahkan gol.
Karena sama saja dalam posisi kalah mau 1:0, 3:0, atau lebih besar dari lagi, itu artinya tidak mendapat poin. Jadi segera ambil action wahai pelatih siapa pun engkau, Â karena penontong menginginkan ada gol, Â oleh siapa pun, tak terkecuali oleh pemain cadangan.
Kemudian dalam posisi sulit menembus pertahanan lawan lakukan sesering mungkin tendangan jarak jauh, dengan lebih keras dan terarah, pergunakan efek tendangan dengan bola muter ala tendangan pisang misalnya, jika daya tangkap penjaga gawang tidak maximal bola bisa melenceng ke arah gawang dan masuk.
Jauhkanlah dalam posisi kelah malah berpikir untuk bertahan ala parkir bis, ini adalah teori yang keliru. Bagaimana bisa dapat poin, jika langkah penyerangan tidak dilakulan.
Pertajam pelatihan insting naluri tendangan jarak jauh. Penonton sangat suka tendangan keras menggelegar sebagai bentuk kepuasan si penendang sehingga jaring gawang pun terkoyak jebred !!!
Dan lihatlah teriakan para penonton sekeras tendangan itu.
Bagaimana Mourinho pendapat mu, atau Zidane Jidan, Â madrid sampai kalah 3 : 0 melawan PSG. Sebuah momentum Mou kembali ke madrid.Â