Mohon tunggu...
chairil anwar
chairil anwar Mohon Tunggu... Guru - Menjadi Tua Adalah Suatu Keharusan Namun Menjadi Dewasa Adalah Pilihan

Bekerja di marbot Online, Pria 3 anak, tinggal Di Jerua,Desa Montong Beter, Kec. Sakra Barat, Kab. Lotim, NTB Email,Chairilanwar234@gmail.com, HP 081997959683

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Kearifan "Kadal Nongak Lek Kesambik"

8 Februari 2018   07:30 Diperbarui: 8 Februari 2018   07:51 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekayaan Khazanah kearipan lokal Bangsa Indonesia mengalami pragmatisasi, yang mengakibatkan menurunnya minat generasi bangsa untuk mendalami dan menyelami makna yang terkandung dalam premis dan konklusinya, sebagai bukti terbarunya, penganiayaan guru Budi oleh siswanya hingga mengakibatkan guru Budi meninggal sebelum dirujuk kerumah sakit akibat pecahnya pembuluh darah yang dialami, selain guru budi sederet peristiwa yang terjadi ditanah air semakin memperkeruh citra pendidikan di tanah air bangsa Indonesia.

Ada Asap Tentu Ada Api, pepatah bijak ini cukup adil memandang peristiwa yang mewarnai panggung pendidikan tanah air, mentri,dosen,guru dan pakar pendidikanpun tak tinggal diam menunggu akibat yang lebih parah, mereka merumuskan kurikulum yang bermuatan karakter dan memperbaharui mekanisme pendidikan meskipun belum begitu nyata hasil yang di perlihatkan oleh usaha tersebut, tentu sebagai bagian dari bangsa Indonesia secara umum kita harus prihatin dan mengambil sikap tentang phenomena tersebut, meski disatu pihak kita bersepakat menyebutnya sebagai kenakalan remaja, haruskah,??????

Mekanisme Pendidikan yang ditempuh oleh generasi bangsa dengan kurikulum karakter harus lebih memberi efek dari pada hanya sekedar Memaknai Ideom,Pameo Atau Personifikasinya dengan kata lain pendidikan karakter mestilah tentu memberikan muatan yang lebih arif dan bijak lagi untuk mewujudkan generasi yang lebih bermartabat, sebagai contoh angkatan saya yang mengenyam pendidikan di SMA tahun 2000, khazanah kearifan sasak yang diajarkan kepada kami adalah Kearifan Kadal Nongaq Liq Kesambiq pada paragraph berikutnya akan saya lanjutkan.

Jujur Saya Bukan Mahasiswa Jurusan Sastra Atau Bahasa namun dalam memaknai kearifan kadal nongak Liq Kesambiq secara linguistic tidak terlalu sulit, Pertama kata kadal,. semua kita faham maknanya sebagai binatang melata namun penyebutannya tentu memiliki tujuan setidaknya maksud sehingga pendahulu kita menyebut binatang ini, kekhususannya dapat dilacak seperti dalam kisah hijrahnya Nabi Muhammad dari mekkah kemadinah yang di hapus bekas jejak tapak kakinya oleh binatang ini, atau mungkin saja ada kekhususan lain seperti warna, bentuk kulit dan sisiknya, atau pada sifatnya tentu itu semua merupakan pertimbangan dari penyebutan kata Kadal.

kedua kata Nongak dalam bahasa sasak memiliki makna melihat memerhatikan dan mendengarkan dengan seksama kepada sesuatu yang posisinya lebih tinggi, ya bisa saja guru,dosen,mentri, gubernur,presiden, atau tokoh agama sekelas tuan guru, ibu bapak dan orang yang lebih dewasa secara keilmuan dan pengalaman, penyebutan kata nongak ini juga mempertegas mekanisme dan system pendidikan yang semestinya perlu kita orbitkan kembali setidaknya secara maknawi kalaupun kita sudah terlanjur modern secara kurikulum namun mentalitas nongak adalah bahasa isyarat, bahasa laku bagi penuntut ilmu.

ketiga kata liq, memiliki fungsi sebagai kata tunjuk tempat, dapat juga menjadi kata keterangan penjelas dari kata sebelumnya, secara gramatikal kata Liq adalah bentuk pelengkap dari dua kata atau kalimat yang memiliki kesatuan makna, seperti memahami kata mandiq liq kokoh (Mandi di Sungai) kata Liq memiliki padanan makna dengan kata-di (keterangan Tempat).

Keempat Kesambiq hamper sama penjelasanya dengan kadal namun secara filosofis tentu jauh lebih dalam karena kesambik adalah tujuan dari proses yang dilakukan (Kadal Nongak) selain memiliki fungsi simbolis kesambik harus memiliki makna filososfis sekurang-kurangnya terdapat beberapa maksud diantaranya

  • sebagai symbol, kesambiq adalah nama pohon yang berbuah, sebagai symbol tempat berteduh dan memberi naungan.
  • Sebagai simbol fungsi.
  • Sebagai symbol keagungan.

Sebagai penutup tentu tak ada gading yang tak retak dan tak ada manusia yang sempurna.

SEMOGA BERMANFAAT

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun