Mohon tunggu...
Abu Ga
Abu Ga Mohon Tunggu... lainnya -

take it easy, make it simple and life is beautiful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rolland Garros: Soderling on the Final Again

4 Juni 2010   15:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Robin Soderling dari Swedia secara berturut-turut mencapai puncak final Grand Slam tanah liat pada dua musim ini. Di partai semifinal yang baru saja selesai Soderling memupus harapan Thomas Berdych dari Chechnya dengan bermain lima set 6-3, 3-6, 7-5, 6-3, 6-3. Kedua pemain mempunyai tipe yang sama. Dengan postur tubuh yang sama-sama jangkung keduanya saling menghujani dengan service yang tajam kemuadian disusul rally yang panjang. Service tercepatnya juga sama yaitu 226 km/jam. Sedangkan Thomas Berdych unggul tipis pada kecepatan rata-rata pada serve pertama. Soderling mencatat kecepatan rata service pertama 205 km/jam sedangkan Berdyc 206 km/jam. Selain itu Berdych juga unggul di pengumpulan ace. Permainan yang memakan waktu hampir 4 jam ini disudahi dengan bola pengembalian backhand Berdych keluar lapangan. Dengan demikian pemain ranking 19 yang jug abertunangan dengan pemain tennis Luci Safarova itu menyerah kepada pemain ranking 5. Pertanyaan berikutnya adalah siapa lawan Soderling di final? Publik pasti mengahrapakan Nadal menjadi lawan di final besuk Minggu. Saat ini Nadal sedang menghadapi Melzer dari Austria yang secara mengejutkan menghempaskan Djokovic di babak perempat final dengan bermain lima set. Padahal pemain yang baru pertama kali masuk ke semifinal turnamen sekelas Grand Slam ini adalah ketinggalan dua set pertama oleh Djokovic. Di atas kertas Nadal tidak akan menghadapi banyak kesulitan melawan Melzer. Soderling yang setelah dilatih oleh Magnus Norman (finalis Rolland Garros)  menunjukkan perkembangan yang pesat. Pukulannya yang keras semakin akurat. Kalau saja dia bermain seperti ketika berhadapan dengan Federer bukan tidak mungkin Nadal bisa bertekuk lutut mengejar bola crossing, downline, inside out, outside ini. Apalagi senjata servicenya adalah pamungkas. Begitu juga Nadal. melawan pemain yang menjadi penghalang langkahnya merengkuh gelar keenam tahun lalu adalah arena balas dendam. Ia ingin membuktikan kepada publik bahwa kekalahan tahun lalu benar-benar disebabkan dia cedera sehingga tidak bermain maksimal. Jadi partai final jika memang sesuai prediksi mempertemukan keduanya maka akan seru. Nadal sedang berada di puncak dan Soderling jauh lebih matang dari tahun lalu. Saksikan finalnya. Don't miss it! Salam Tennis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun