NABI MUHAMMAD SAW, PEJUANG KEMANUSIAAN
Bismillah.
Beberapa waktu lalu kita terganggu oleh berita tentang penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw, yaitu dengan adanya karikatur yang menghina beliau yang dibuat oleh media massa Charlie Hebdo di Perancis, yang kemudian dibela oleh Presiden
Perancis Emmanuel Macron dengan alasan bahwa kebebasan berpendapat harus dilindungi di Perancis.Â
Peristiwa ini mengundang reaksi keras dari kaum muslimin sedunia, serta boykot yang masif atas produk-produk Perancis. Peristiwa ini berbuntut juga pada beberapa tindakan kekerasan, namun saya tidak akan membahasnya karena hal itu berada di luar fokus tulisan saya ini.
Sebenarnya ini bukan peristiwa sekali ini. Sebelumnya kita ingat Salman Rushdie, dengan bukunya yang berjudul "Ayat-ayat Setan" yang juga menghina Nabi Muhammad saw, juga peristiwa-peristiwa lainnya. Umumnya penghinaan tersebut terjadi di negara-negara yang mengaku menjunjung tinggi hak asasi manusia, khususnya hak berpendapat.
Saya bertanya dalam hati, apakah orang yang membuat karikatur itu, dan mereka yang membelanya, kenal dengan Nabi Muhammad saw? Apakah mereka pernah membaca sejarah hidupnya, tentu dari sumber-sumber yang dapat dipercaya?
Kalau kita membaca perjalanan Nabi Muhammad saw, akan tampak dengan jelas bahwa beliau tidak hanya menyampaikan wahyu Allah, namun juga membawa pesan-pesan moral yang universal untuk seluruh manusia dan karenanya pantas diakui sebagai pejuang kemanusiaan, dan tidak layak menerima penghinaan seperti itu.
Ini adalah beberapa nilai-nilai yang diwariskan Nabi Muhammad saw dari petikan sejarah beliau yang mendasari premis saya di atas.
1. Toleransi antar antar umat beragama: agama Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad saw dengan prinsip toleransi, yaitu menghargai kebebasan beragama umat lain. Ini terlihat dari suasana kota Madinah setelah beliau hijrah, yaitu dengan diberikannya kebebasan pada umat lain, khususnya Yahudi dan Nasrani, untuk beribadah dan menjalankan hukum berdasarkan kitab suci masing-masing.Â
Hal ini didasarkan pada ketentuan Allah swt dalam surat Al Baqarah ayat 256, yang artinya, "Tidak ada paksaan dalam agama", dan juga surat Al Kafirun ayat 6, yang artinya "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku."
2. Menjunjung hak-hak wanita: sebelum Nabi diutus, kondisi kaum wanita sangatlah mengenaskan, di mana bayi wanita umumnya dikubur hidup-hidup karena ayahnya tidak menginginkannya, karena malu memiliki anak perempuan.