Mohon tunggu...
Teddy Tedjakusuma
Teddy Tedjakusuma Mohon Tunggu... Insinyur - Dosen

PNS di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dakwah, Tugas Siapa?

6 Desember 2020   07:33 Diperbarui: 6 Desember 2020   07:35 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

-Dakwah Nabi Luth kepada kaumnya untuk menyembah Allah dan menghentikan kebiasaan homosexual: "Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul.  Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: 'Mengapa kamu tidak bertakwa?  Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.  Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.  Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam.  Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia. Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas." (QS. Asy Syu'ara: 160-166)

-Dakwah Nabi Salih kepada kaumnya, Kaum Tsamud, untuk menyembah Allah:  

"Hai kaumku, sembah lah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. Karena itu, mohon lah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada Nya, Sesungguhnya, Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi memperkenankan doa hamba-Nya," (QS Hud ayat 61).

- Dakwah Nabi Yusuf kepada kedua penghuni penjara yang terancam dieksekusi mati karena dituduh melakukan makar kepada raja, agar mereka dan kaumnya tidak menyekutukan Allah:

"Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?" (QS. Yusuf: 39).

-Dakwah Nabi Muhammad saw: "Katakanlah (hai Muhammad saw), 'Dialah Allah yang Maha Esa.  Allah tempat meminta segala sesuatu.  (Dia) tidak beranak dan tidak diperanakkan.  Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.  " (Q.S. Al-Ikhlas: 1-4).  Dalam ayat lain: "Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Q.S. Al Hijr: 94)

Demikianlah, dari ayat-ayat di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa semua Nabi berdakwah kepada kaumnya agar mereka tidak menyembah apapun kecuali Allah semata, dan agar mereka mengikuti wahyu yang diturunkan Allah kepada mereka (para Nabi).  Para Nabi berdakwah bukan untuk mendapatkan kekuasaan, harta maupun kedudukan.  Melainkan hal itu merupakan tugas yang dibebankan di atas pundak mereka dari Allah Penguasa alam semesta, agar umat manusia hidup dalam tuntunan Sang Pencipta.    

Rangkaian para Nabi dan Rasul diutus Allah sejak jaman Nabi Adam as sampai kepada Nabi Muhammad saw, yang menurut sebuah hadits berjumlah 124 ribu orang nabi dan rasul (wallahu a'lam).  Semuanya menyerukan ajaran yang sama, yaitu ajaran Tauhid, ajaran mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.  Tidak ada perbedaan dalam hakikat seruan tersebut. 

Kini, setelah lebih kurang 15 abad sejak diutusnya nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad saw, kepada siapakah tugas dakwah ini diteruskan?  Kepada siapakah tugas menyeru kepada keesaan Allah, mengingatkan kepada akan datangnya hari akhirat, kepada kewajiban beribadah dan beramal saleh serta menegakkan kebenaran keadilan?

Tugas ini terutama adalah tugas para penerus nabi, para pewaris nabi.  Yaitu para ulama, orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan, khususnya agama, karena merekalah yang diberi pemahaman tentang berbagai aspek agama: aqidah, akhlaq, muammalah, ibadah, syari'ah, fiqh, ulumul Quran, ulumul Hadits dan sebagainya.  Kepada merekalah tugas untuk mencerahkan dan mencerdaskan umat khususnya dalam bidang keagamaan.

Namun apakah kita, sebagai orang awam, terlepas dari tugas dakwah ini?  Sedangkan hadits Nabi di atas, yang penulis kutip terjemahannya di awal tulisan ini, mewajibkan setiap ummatnya untuk menyampaikan risalah beliau walau hanya satu ayat Al Quran. Bagaimana kita melaksanakan perintah Nabi tersebut, sedangkan pengetahuan kita tentang agama terbatas atau bahkan sangat terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun