Mohon tunggu...
Teddy Tedjakusuma
Teddy Tedjakusuma Mohon Tunggu...

Ikut mengumpulkan, menyebarkan, dan mewujudkan nilai-nilai kebaikan, insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumpah yang Berat [Mahabharata - seri Bhisma Dewabharata (1)]

6 Agustus 2012   10:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:11 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Diceritakan kembali dari: Komik Mahabharata, karya R.A. Kosasih.
Bhisma Dewabharata – salah satu tokoh paling penting dalam kisah Mahabharata dan
Bharatayudaha.Ia adalah putra dari Prabu Sentanu (raja generasi ketiga kerajaan Hastinapura) dan seorang dewi bernama Dewi Gangga (peri yang dipercaya menguasai sungai Gangga) dan merupakan titisan seorang wasu (manusia setengah dewa).
Terlahir dengan nama Dewabharata, ia tumbuh sebagai pemuda yang jujur dan berbudi luhur dengan asuhan sang ibu.Ia pun dijuluki Ganggadata, putra dewi Gangga.Ia kemudian menimba berbagai kecakapan dan ilmu peperangan sehingga menjadi kesatria cakap dan gagah berani.

Setelah kembalinya sang dewi ke kahyangan, Prabu Sentanu berniat tak menikah lagi karena cintanya pada istrinya.Namun demikian suatu hari ketika ia pergi berburu ia bertemu dengan seorang janda desa yang sangat cantik bernama Setiawati.Tak perlu menunggu lama untuk menyatakan rasa cintanya pada sang Setiawati,ia pun menyatakan keinginanan untuk mempersuntingSetiawati.Sang janda, merasa jatuh hati pula pada Sentanu, menyesalkan sumpahnya yang terlanjur ia ucapkan bahwa ia hanya bersedia menikah apabila keturunannya menjadi seorang raja.Setiawati tahu bahwa hal itu tak mungkin terjadi kalau ia menerima lamaran Sentanu, karena prabu Sentanu sudah memiliki putra mahkota yaitu Dewabharata.

Pulang ke istana dengan lesu, berhari-hari Sentanu tak dapat melupakan wajah Setiawati, namun apa daya ia tak mungkin membujuk Setiawati untuk melanggar sumpahnya.Hal ini membawanya pada lamunan yang berlarut-larut dan ia pun enggan menceritakannya pada putranya Dewabharata.Iapun mulai tak ingin makan, dan pada akhirnya jatuh sakit.

Sang putra, Dewabharata, merasa sangat prihatin, ia berkali-kali menanyakan apa yang telah membuat ayahnya sakit.Setelah berkali-kali didesak akhirnya sang ayahanda menceritakan apa yang ia alami dan rasakan dengan wanita yang telah mencuri hatinya, Setiawati.

Dewabharata keheranan, dia tanya dengan polos ‘Kalau begitu apa masalahnya, Ayahanda?  Mengapa tidak langsung Ayah lamar saja dan menikah dengan dia?’Sentanu, menyadari ketulusan anaknya, menjelaskan bahwa tak mungkin ia menikahinya, karena sumpah Setiawati akan keturunannya kelak.Sedang Dewabharata adalah putra mahkota yang akan menggantikannya kelak apabila Sentanu telah tiada, dan keturunan Dewabharata-lah yang akan menjadi raja secara turun temurun di Hastinapura.Dewabharata pun, menyadari bahwa kini ia menjadi penghalang bagi kebahagiaan ayahnya, tak lama-lama berfikir, bersumpah, “Kalau demikian halnya detik ini aku bersumpah, bahwa aku tak akan menuntut hak menjadi seorang raja apabila ayah memiliki keturunan dari Setiawati. ”Prabu Sentanu sangat kaget, campur sangat terharu mendengar sumpah Dewabharata.Namun ia kemudian bertanya, bagaimana dengan keturunan Dewabharata kelak?Tidakkah mereka nanti akan menuntut tahta kerajaan, karena tahu bahwa merekalah yang sebenarnya berhak atas tahta itu.Kontan Dewabharata pun bersumpah lebih lanjut, bahwa ia tak akan menikah seumur hidupnya, agar ia tak punya keturunan, sehingga tak akan terjadi perebutan tahta kelak di kemudian hari.Saat Dewabharata mengucapkan sumpah-sumpahnya, terdengar guruh bertubi-tubi dari langit, dan kilat pun menyambar-nyambar, menandakan kesaksian para dewata akan sumpah Dewabhrata.Sejak saat itu ia diberi nama gelar Bhisma, artinya “ia yang bersumpah sangat berat”.Sumpah yang sangat berat, karena itu artinya dia tak akan mendapatkan kebahagiaan beristri dan berkeluarga, dan tak akan mendapatkan tahta kerajaan yang sudah ada di tangannya, hanya demi membahagiakan orang tuanya.

Prabu Sentanu sangat terharu dengan ketulusan hati anaknya.Tak memakan waktu lama ia pun kembali pada semangat hidupnya, dan sembuh seperti sedia kala.Bhisma sendiri yang kemudian menjemput calon permaisuri ayahnya, Setiawati, dari rumahnya di desa, membawa keharuan bagi Setiawati dan rakyat sekitar setelah mendengar cerita sumpahnya.

BhismaDewabharata, tokoh terkemuka, kesatria gagah perkasa tak tertandingi, sangat pandai, namun rendah hati, jujur, patuh dan sangat sayang pada orang tua.

- bersambung -

Teddy T

Artikel lain:

"Mengenang R.A. Kosasih (beberapa tokoh Mahabharata yang saya kenal)"

 

http://www.kompasiana.com/dashboard/write?edit=5016c69a7f8b9a7a311b0000

 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun