Mohon tunggu...
Muhamad Abrar Ghifari
Muhamad Abrar Ghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pembelajar

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bahagia Itu Dekat

10 Februari 2021   13:09 Diperbarui: 10 Februari 2021   13:29 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebuah topik yang sangat klise, sering dibicarakan atau malah saat ini sedang menjadi sebuah tanda tanya besar didalam lubuk hati kita,sebenernya kita ini bahagia atau nggak? Tapi hei,memangnya kamu tau definisi bahagia itu seperti apa?

Jika kamu sendiri saja tidak tau apa itu bahagia,lantas mengapa kamu merasa seolah hidupmu adalah yang paling bahagia? atau malah merasa hidupmu paling menderita dari yang lain? haha terkadang manusia memang selucu itu,seolah paling mengerti akan segala hal sampai lupa hal sesederhana ini saja kita tidak mengerti.

Baiklah,sekarang izinkan aku untuk menceritakan sebuah kisah, yang semoga setelah kamu selesai membacanya bisa membuatmu memahami lebih dalam makna kebahagiaan yang sesungguhnya

Dahulu,ada seorang pemuda yang sedang melakukan perjalanan jauh. Hingga akhirnya ia tiba disalah satu perkampungan para sufi,kamu tau apa itu sufi? Sufi adalah orang orang yang tidak mencitai dunia dan seisinya,mereka lebih sibuk memikirkan hal lain.

Memikirkan filsafat hidup,makna kehidupan,dan prinsip prinsip hidup yang agung. Pemuda ini memutuskan untuk bertanya sebuah hal yang sepanjang hidupnya ia tidak pernah menemukan jawabannya.

“Apa hakikat sejati kebahagiaan hidup? Apa definisi kebahagiaan? Kenapa tiba-tiba kita merasa senang dengan sebuah hadiah,kabar baik,atau keberuntungan? Mengapa kita tiba-tiba sebaliknya merasa sedih dengan sebuah kejadian,kehilangan,atau sekedar kabar buruk? Kenapa hidup kita seperti dikendalikan sebuah benda yang disebut hati?”. 

Tidak ada di antara sekelompok sufi itu yang bisa memberikan penjelasan memuaskan. Mereka menggeleng,hingga akhirnya salah seorang dari mereka menyarankan pemuda ini untuk berangkat ke salah satu lereng gunung,Disana tinggal salah satu sufi besar,ribuan muridnya,bijak orangnya,boleh jad dia tau jawabannya. Akhirnya sang pemuda bergegas mengemas ransel dan berangkat saat itu juga.

Pemuda ini menemui sang Guru,dia menerima pemuda ini dengan ramah,memberi kesempatan bertanya. Pertanyaan pemuda ini hanya satu,apa hakikat sejati kebahagiaan hidup?Dengan memahaminya,seluruh kesedihan akan menguap seperti embun terkena sinar matahari. 

Dengan memilikinya,setiap hari kita bisa menghela napas bahagia,Sang Guru terdiam lama,menggeleng,berkata bahwa pemuda ini memberikan pertanyaan yang dia tidak tau,tidak ada orang didunia yang bisa menjawabnya.

Pemuda ini mendesah kecewa,kemana lagi harus mencari tahu. Sang Guru menatap wajah pemmuda ini lamat-lamat,berpikir sejenak. Lantas bertanya,”seberapa tangguh kamu berusaha mencari tahu?” Pemuda ini berkata mantap,”apapun akan saya lakukan”

Sang Guru tersenyum. Dia memberikan sebuah pekerjaan aneh,seratus mil dari lereng gunung tempat dia bermukim terdapat tanah luas di tepi hutan.Ada perkampungan dekat hutan itu,perkampungan itu butuh sumber mata air berupa danau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun