Ketika menyimak paparan dari pembina upacara pada saat masih duduk manis  dibangku sekolah yang lalu, dari materi pembina upacara yang kala itu disampaikan oleh guru BK sekolah. Syarat muatan motivasi yang diberikan kepada kami khususnya kelas tiga yang saya masih teringat sampai saat sekarang, Ketika Kita Lupa Membedakan Istilah Sangat Penting, Penting, dan Tidak Penting.
Pada paparannya ia menyampaikan sebuah cerita analogi yang sungguh menginspirasi dan bermakna kepada kami sebelum berpisah dari sekolah menjelang pelaksanaan ujian akhir sekolah. Untuk melangkah ketahap berikutnya dalam menentukan pilihan kedepannnya, "melanjutkan studi lanjut, bekerja, atau bekerja sambil bareng kuliah."
Kisah Analogi Manusia yang Lupa Dikala sedang Berada dalam Bahaya
Ada seorang manusin sebut saja sih inisial namanya Insan. Yang terpeleset lalu jatuh kedalam jurang yang dalam dikala sedang berburu Babi hutan. Tapi Tuhan masih memberkatinya, masih memberikan  sebuah kesempatan hidup untuk menghirup udara yang segar.
Dikala sialnya itu, ia pun dapat tertolong. Ia beruntung dimana tak kalah jatuh kedalam jurang, sebuah akar pohon besar ditepi jurang tersebut, menyelamatinya. Pakaiannya tersangkut pada akar itu, iapun menggantung/tergantung.
Namun didekat akar pohon itu tempat ia tergantung, ia juga melihat ada sebuah kendi yang berisikan madu lebah hutan yang sangat nikmat untuk disantap olehnya.
Dengan riang hati iapun menikmati madu langka tersebut dengan perasaan gembira. Untuk melepas dahaga dari rasa haus dan lapar. Disamping kendi madu, tepatnya diakar tempat ia bergantung  ia juga melihat ada seekor Tikus hutan yang mendekat. Tanpa ia sadari berlahan mulai menggigit akar pohon tesebut.
Berlahan tapi pasti akar pun mulai dikit demi sedikit, terpotong oleh karena ulah dari sih Tikus. Dan tanpa khawatir dengan keadaan yang sedang ia alami dan terlena akan manisnya sekendi  madu, ia lupa tujuannya untuk meyelamatkan diri ditepian jurang.
Tak kalah akar mulai sedikit lagi akan terputus, tersentak lah ia akan kondisinya sekarang. Sadar lah ia akan yang alami saat genting ini. Dan takutlah ia melihat kedasar jurang terjal dibawah.