Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kue Cenil Jajan Padar Berwarna Pelangi

22 Juli 2023   09:21 Diperbarui: 22 Juli 2023   09:29 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bentuknya ada yang bulat ada juga yang dibuat bulat memanjang. Berhias warna merah, hijau, ungu, coklat dan putih bak warna pelangi bertabur putihnya warna kelapa parut. Kue ini dinamakan cenil. Terbuat dari tepung tapioka ata tepung kanji berasal dari singkong. Konon asalnya dari daerah Jawa Timur dan kini sudah menyebar ke berbagai daerah.

Cenil merupakan hidangan atau cemilan yang berebentuk kecil dan kenyil-kenyil yang cara pembuatanya madih sangat tradisional yaitu dibentuk dengan tangan. (dicekel).

Ini jajan pasar tradisional yang biasanya dijajakan bersama kue-kue tradisional lain seperti lupis, gatot, tiwul, gethuk, bugis, klepin, kicak dan sebagainya. Kudapan lezat ini  dibuat dari tepung tapioka dan ada juga yang dicampur tepung ketan atau terigu sesuai selera pembuatnya. Rasanya manis karena ditaburi gula pasir atau gula merah cair. Teksturnya kenyal, dan lembut saat dikunyah. Cocok dijadikan camilan ketika kumpul bareng teman atau keluarga.

Kue cenil menurut riwayatnya fi dalamnya mengandung nilai filosofis yang mengisyaratkan kearifan lokal atau kultur daerah asalnya. Di daerah Tulungagung misalnya, di tahun 1990an cenil hanya di jual di pasar tradisional yang buka hanya pada hari pasaran saja, bahkan Cenil juga dijadikan menjadi ikon daerah Tulungagung.

Banyak jajanan tradisional dari berbahai daerah yang merupakan warisan leluhur yang mengandung nilai filisofis yang banyak dianut stau dipercaya dan masih diterapkan oleh masyarakat di daerah tertentu.

Dahulu ada makanan-makanan yang memiliki khasiat tertentu. Ini dianggap sebagai "gizi klenik". Namun dengan kemajuan teknologi berkembang konsep yang dinamakan "functional foods" atau makanan fungsional yang dikembangkan ole Jepang di tahun 80an.

Makanan fungsional mengandung zat-zat gizi tinggi yang penting untuk tubuh deperti vitamin dan mineral serta serat (fiber).
Dengan mengonsumsi makanan ini secara rutin, kebutuhan tubuh terpenuhi dan melindungi diri dari kekurangan  gizi. Diketahui jika kekurangan zat-zat gizi esential (micro nutrient) dalam waktu yang lama pada anak-anak, akan menyebabkan terjadinya kondisi yang disebut stunting. Ini dicirikan dengan tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya jika dilihat dalam ukuran baku (standard) yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun