Tujuh Oktober 2017, ketika KRI Banjarmasin bernomor lambung 592 merapat di dermaga Tual, kami disambut  Walikota Tual dan Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tenggara. Rombongan Ekspedisi Nusantara yang dikoordinasikan Kemenko PMK kali ini menelusur daerah terpencil sampai Papua bagian Selatan.
Ekspedisi yang bekerjasama dengan TNI-AD (KOPASSUS) dan TNI-AL (KOLINLAMIL) berlayar selama satu bulan penuh dengan titik singgah mulai dari kabupaten Muna di Sulawesi Tenggara, Kota Ambon, Kota Tual, Dobo, Agats di kabupaten Asmat.
Ekspedisi mengakhiri pelayarannya di Kota Merauke-Papua tanggal 27 Oktober, sehari sebelum melakukan upacara bersama hari peringatan Sumpah Pemuda yang dihadiri tiga Menteri wanita, Menko PMK, Menkes dan Menteri Peranan Perempuan dan Perlindungan Anak.Â
Setelah bergiat di Sota, perbatasan RI dan Papua Nugini, 30 Oktober, rombongan Ekspedisi arung samudera kembali ke Jakarta dengan singgah di Kota Makassar.
Tentang kuliner tradisional ketika singgah di Kota Tual, ada yang menarik untuk diceritakan. Di pelabuhan Tual sudah terpasang tenda dengan meja panjang berisi aneka ragam makanan untuk sarapan. Tentu saja menu tradisional kepulauan Kei tidak ketinggalan.Â
Salah satunya adalah Enbal atau ada yang menyebutnya embal lengkap dengan ikan berkuah yang disebut hongbi (asam pedas) serta Aruan Sirsir (tumis daun pepaya).Â
Disamping itu ada juga ubi dan talas sebagai pendamping nasi serta buah-buahan. Sungguh komposisi menu yang sehat menurut ukuran Gizi. Ada makanan sumber protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Enballah yang jadi perhatian kami.
Enbal itu jenis makanan olahan dari singkong makanan pokok khas orang Kei-Maluku Tenggara. Uniknya dibuat bukan dari singkong biasa, tetapi dari singkong  beracun yang kadar zat sianidanya tinggi.
Karena beracun, singkong atau kasbi disebutnya, harus diolah secara khusus sebelum dijadikan Enbal. Singkong diparut, kemudian dimasukkan dalam karung dan diberi beban berat untuk mengeluarkan kandungan airnya yang beracun.Â
Pati berupa tepung yang tertinggal inilah yang dijadikan Enbal. Lazimnya di bakar atau diolah sebagai makanan pokok atau menjadi berbagai kue kudapan disantap dengan hongbi dan sirsir. Bisa juga sebagai teman minum kopi atau teh di pagi atau sore hari.
Enbal tahan disimpan dalam waktu yang lama sebagai persediaan makanan dalam keluarga. Sekarang variannya banyak, juga sudah mendapat sentuhan moderen, ada Embal Kacang yang rasanya manis, keju dan sebagainya.