Mohon tunggu...
Nurudin
Nurudin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang 'pembaca' yang sedang belajar 'menulis'. Pernah belajar menulis di eramuslim, dan dakwatuna, Penulis buku Remah-Remah Hikmah sebagai Abi Sabila

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karena Kau Hebat, Kau Pasti Kuat

4 Maret 2017   12:43 Diperbarui: 2 Februari 2018   23:10 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dua tahun lalu, berdebar jantungku mendengar ceritamu. Tak banyak yang keluar dari mulutku. Setelah perjuangan dan pengorbanan yang kalian lakukan, semoga hanya maut yang dapat memisahkan.

Setahun tak bertemu, bergetar hatiku mendengar kabarmu. Lidahku kelu. Bukan doaku yang keliru, tapi ujian belum habis untukmu. Orang yang kau perjuangkan, pergi meninggalkan kalian tanpa sedikitpun pesan.

Dua minggu yang lalu, mengembang senyumku saat kembali bertemu denganmu. Masih seperti yang dulu, tak banyak perubahan padamu, termasuk semangat belajarmu. Tapi senyum di bibirku kembali hilang terhapus jawabmu atas pertanyaanku. "Apakah sejak pergi, kalian masih berkomunikasi?"

Dua malam yang lalu, menggenang air mataku saat membaca pesanmu. Suatu saat, anak-anakmu akan bangga memiliki ayah sepertimu.

Saudaraku, dengan alasan berbeda aku pernah berada di situasi dan kondisi yang sama. Tak kupungkiri, dibalik ketegaranku pernah air mata melintas di pipi. Tapi itu hanya sekedar pembasah dan pembasuh kering serta luka di hati. Setelah keringnya, kembali kutemukan alasan dan kekuatanku untuk berlari, berlari dan berlari lagi, mengejar mimpi-mimpi.

Saudaraku, Tuhan memilihmu, meletakkan amanah itu di pundakmu, tentu karena kau mampu. Kau pasti kuat, karena kau hebat.

Saudaraku, doaku untukmu, juga untuk ketiga nafas kehidupanmu.

Tuhan, berikan kekuatan padanya sebagaimana Engkau berikan pada mereka-mereka yang berjuang demi keluarga tercinta. Berikan pula kelembutan yang mendamaikan di hatinya, sebagaimana kau berikan pada jiwa-jiwa yang tulus berkasih sayang pada keluarga tercinta. Amiin..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun