Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proyek Bisnis Demonstrasi Menyasar Mahasiswa

22 Juni 2019   02:02 Diperbarui: 22 Juni 2019   02:04 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Demonstrasi Mahasiswa kini surut dan idealis dalam membela hak rakyat kecil. Banyak importir duit menjadikan kelompok mahasiswa sebagai lahan bisnis demonstrasi. Gila-gilaan ini terjadi terhadap mereka yang katanya, agent of change atau agent of social control

Faktanya, proyek bisnis demonstrasi menyasar target mahasiswa dalam perjuangan sepihak. Hanya mengatasnamakan rakyat tertindas, bus Kopaja atau Kuontas Bima menjadi alat mobilisasi massa ke pusat-pusat pemerintahan yang dibiayai kelompok elit kepetingan.

Saya sempat temukan hal demikian beberapa kali. Mirisnya, bisnis demonstrasi hanya bermodal 50 ribu untuk satu peserta demontrasi. Paling lebih ditambah satu nasi bungkus bertemanan telur saus dan mie goreng.

Alasan sederhana dari mahasiswa yang saya temui ialah, menambah duit jajan sampingan dan makan sehari. Sejauh jumpaan saya bersama rekan-rekan yang menjadi aktor mobilisir massa banyak mengatakan nada yang sama.

Dikatakan, apalah hidup di Jakarta bila berdiam diri, mendingan main proyek seperti ini. Apapun isunya kita akan turun. Yang penting ada duit, mari bersama lawan rezim dan menuntut revolusi. Taeekk, kata saya dalam hati.

Lajunya proyek bisnis demonstrasi sangat disayangkan menjadikan mahasiswa sebagai objek tak bernalar. Kadang ada yang ikut tetapi paham isunya. Kadang juga ada yang ikut-ikutan tanpa mengetahui isu yang disuarakan.

Padahal sadar atau tidaknya, eksistensi agent of change lagi dibeli para elit. Hanya karena selembar duit biru berangka 50 rebu. Sayang dibalik sayang, kritisme mahasiswa banyak dipolitisir oleh kelompok kepentingan atau politisi klas kakap.

Berbeda dengan mahasiswa Jadul, yang piur memperjuangan hak rakyat dan menuntut perubahan sosial secara sistematis. Alhasil, 32 tahun Soerahto berkuasa tumbang ditangan mahasiswa. Memang tak semua mahasiswa bermain proyek bisnis demonstrasi saat ini, hanya sebagian saja.

Bisa jadi dari sebagian yang bermain proyek demo, akan membudaya bagi mahasiswa lain sehingga kecendrungan kedepan, mungkin akan seperti pendahulunya. 

Saya tidak mengada-ngada atau menjatuhkan, saya bertanggunjawab dengan apa yang saya katakan. Karena diajak berkali-kali tapi saya menolak. Prinsipnya, aksi tanpa diskusi sama dengan anarkis, kata ini yang selalu saya pegang erat.

Bila tidak ada diskusi, otak dan tubuh kita dibeli sedemikian rupanya. Dan sangat terlihat murahan sebagai seorang mahasiswa. Rela berpanas-panasan demi kepentingan kelompok elit. Sampah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun