Mohon tunggu...
Abidin Ghozali
Abidin Ghozali Mohon Tunggu... Administrasi - Direktur Ilmu Filsafat Islam Jamblang

Pembelajar Seumur Hidup Merindukan Indramayu Maju, Mulia dan Beradab.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghargai Bangsa Sendiri

16 Juli 2018   11:12 Diperbarui: 16 Juli 2018   11:28 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muhammad Syamsi Ali, biasa dipanggil Syamsi Ali lulusan program beasiswa dari Rabithah alam Islami kemudian melanjutkan studi ke Universitas Islam Internasional, Islamabad, Pakistan. 

Ia juga aktif diberbagai forum Internasional, sebagai Presiden Nusantara Foundation. Direktur Jamaica Muslim Cemter. Syamsi Ali berjuang dalam dakwa Islam dan komunikasi antaragama di Amerika serikat (terutama pantai timur). 

Syamsi Ali saat ini sedang menggalang dana untuk pembuatan pesantren modern di Amerika. Beliau begitu produktif dalam menuliskan pikiran-pikiran saat dalam perjalanan. Kemuadian Broadcast Via Whatsapp. Trobosan pemikirannya begitu progresif untuk memperluas spektrum frekuensi tulisan Syamsi Ali disajikan dalam artikel kompasiana ini semoga berluas manfaat. 

Ada banyak hal yang menjadikan mata kita terbelalak hari-hari terakhir. Dalam negeri tentu masih seputar pilkada yang "panasnya" merambah ke rencana pemilu tahun depan, baik pilpres maupun pilihan anggota legislatif (DPR dan DPD RI).

Pilkada telah berlalu. Tapi perbincangan itu masih ramai. Di beberapa daerah suhu politik sempat menaik dan membakar, seperti yang terjadi di Pilwalikota Makassar. Mungkin di daerah saya ini terlalu banyak restoran coto Mangkasara'. Apalagi kalau coto itu bukan coto "capi", tapi coto "jarang". Pasti pabbambanganngi (cepat naik pitam), kata orang sana.

Di tingkat nasional semua sibuk berbisik-bisik, siapa gerangan yang pasti akan maju menjadi penantang incumbent (petahana). Dengan hashtag "ganti presiden" yang sangat populer di media sosial itu, apakah memang diambil serius oleh masyarakat di arus bawah?

Selain itu di tingkat nasional terjadi perebutan untuk menjadi cawapres pendamping petahana. Mereka yang bernafsu untuk maju mendampingi Presiden Jokowi seolah telah yakin akan mengambil alih tempat pak JK tahun depan. Yakin dengan popularitas dan dukungan partai yang luar biasa itu, Jokowi seolah pasti memenangkan pilpres tahun depan.

Benarkah demikian? Boleh Iya, boleh tidak. Dalam dunia ini semua bisa berubah dadakan sesuai kehendak yang mengaturnya. Bahkan kerap kali terjadi "surprises" atau kejutan-kejutan yang sangat di luar dugaan. Api bisa jadi pendingin bagaikan AC di musim panas. Kalau itu dikehendaki oleh sang Pencipta, yang ditanganNya terletak otoritas mutlak.

Di luar negeri juga tidak kurang dari ragam isu yang menjadikan mata kita terbelalak kebingungan. Di negeri Paman Sam, negara Adi Daya, tempat tinggal saya, juga hampir setiap hari ada saja isu-isu yang tidak menentu.

Yang paling menarik karena isu-isu keseharian di negara Amerika ini, paling sering keluar dari rumah sang presiden yang dikenal dengan Rumah Putih atau White House. Ada-ada saja hal yang menjadi isu kontroversial. Dari isu keterlibatan Rusia dalam memenangkan presiden negara super power ini, hingga ke isu pelecehan wanita-wanita.

Salah satu hal yang paling menarik, bahkan mungkin bersejarah dari pemerintahan Amerika saat ini adalah bahwa dalam waktu singkat begitu banyak Pejabat tinggi, termasuk Menteri, yang dipecat atau terpaksa mengundurkan diri. Menariknya, di negara yang dianggap paling maju dalam pengelolahan public affairs (urusan publik), seorang Menteri dapat dipecat melalui kiriman Twitter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun