Titanic merupakan kapal tercepat, termegah, dan terbesar di dunia. White Star adalah perusahaan pelayaran Inggris yang mendapatkam kepercayaan untuk membuat kapal Titanic dengan panjang sekitar 274 meter dan tinggi 30 meter. Kapal ini diklaim bisa mengangkut ribuan orang sekali jalan.
10 April 1912, Titanic menempuh perjalanan perdananya di laut lepas dari Southampton Inggris menuju ke New York. Saat itu, Titanic membawa kurang lebih 2.206 penumpang dan 898 orang awak. Dalam perjalanannya banyak orang berkomentar mengakui kapasitasnya, ketangguhannya, dan kekuatan kapal Titanic. Bahkan Insinyur perancang kapal Titanic Thomas Adrews menyatakan "Titanic tidak akan pernah tenggelam bahkan Tuhan pun tak bisa menenggelamkannya".
15 April 1912, Dunia di kagetkan dengan berita duka. Sebab ribuan penumpang dalam Kapal Titanic tewas saat kapal terbesar di dunia itu menabrak gunung es dan akhirnya tenggelam mengakhiri sejarahnya. Sekitar 1.517 orang penumpang dinyatakan tewas dalam insiden itu. Lantas apa yang bisa kita ambil dari cerita tenggelamnya kapal Titanic?.
Pelajaran dibalik tenggelamnya kapal Titanic adalah manusia tidak bole sombong, angkuh dan takabur. Meskipun manusia punya kuasa akan tetapi manusia tak akan pernah menjadi yang maha kuasa. Sekalipun manusia memiliki sifat sebagai pencipta tapi, manusia sangat bergantung dengan ciptaannya sendiri. Contoh ketika pesawat oleng, kapal tenggelam, mobil rem bolong, hatinya pasti berguncang.
Lain halnya dengan Tuhan. Dia Maha Kuasa. Dia tidak bergantung dengan ciptaannya sendiri. Jika bumi hancur Dia tetap tegak diatas singgasanaNya, tetap menyendalikan alam semesta. KekuasaanNya meliputi langit dan bumi. Pantas memiliki sifat sombong, angkuh dan takabur tetapi, di dalam 99 asmahul husna-Nya tidak ada yang menyebutkan Tuhan maha sombong, maha angkuh dan maha takabur.
Faktanya, manusialah yang melestarikan sikap sombong, angkuh dan takabur. Lupa siapa yang Tuhan dan siapa yang hamba. Padahal Allah SWT sudah memberikan peringatan besar pada manusia lewat sosok Fir'aun, penguasa Mesir yang bengis, kejam, dan otoriter, mengaku dirinya tuhan. Namun, akhirnya dimusnakan, ditenggelamkan dan diabadikan jasadnya untuk pelajaran.
Dalam beberapa referensi dituliskan; klaim Fir'aun mengaku dirinya sebagai Tuhan, hanya karena perkara "thulul 'afiyah" (terlalu lama merasakan kondisi sehat dan kesejahteraan). Kalau hanya sekedar perkara-thulul 'afiyah-membuat Fir'aun sombong, angkuh dan takabur. Lantas bagimana dengan orang-orang sekarang? yang Tuhan lebihkan nikmatnya melebihi orang-orang terdahulu. Sekiranya bisa, mungkin mereka pun ingin menjadi Tuhan dengan fasilitas kecerdasan, harta dan kekuasaan.
Jangan pernah merampas hak Tuhan seperti yang dilakukan oleh Insinyur perancang kapal Titanic Thomas Adrews dan Fir'aun. Sebab Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda bahwa Allah swt. telah berfirman, "Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Karena itu, siapa saja yang merampas salah satunya dari-Ku, pasti Aku akan melemparkannya ke dalam api neraka." (HR Abu Dawud dan Ibn Majah).
untuk itu Cukuplah bagimu menjadi "Tuan", bukan menjadi Tuhan. Ingat, Iblis yang terusir dari kedamain surga karena kesombongan, keangkuhan dan takabur. Merasa paling sempurnah, paling benar dan paling pintar. Maka jangan ikuti langkah setan itu agar kita tidak terusir dari kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara atau Titanic NKRI ini akan pecah.
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."(QS. Luqman ayat 18)Â
#Wallahu a'lam Bishawab.