Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Genderang Politik Puan Maharani Untuk Pilkada 2020 di Sumbar

5 September 2020   11:08 Diperbarui: 5 September 2020   11:25 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPP PDIP bidang Politik Puan Maharani (kompas.com/Jenudin)

Genderang politik dan manuver Puan Maharani sangat berbahaya dalam narasi politik yang diluncurkan pada publik khususnya wilayah pilkada sumatra barat (sumbar). Politik oportunis sedang dimainkan Puan Maharani yakni semata-mata kehendak memperoleh kekuasaan dengan memanfaatkan setiap kesempatan sebaik-baiknya ideologi negara dan ideologi partai dengan klaim pancasila. Ini untuk agenda PILKADA 2020 kedepan di Indonesia dengan kemenangan telak.

"Semoga Sumatra Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila," ujar Puan dalam pengumuman secara virtual, Rabu (2/9/2020). Dikutip dari Kompas.com

Pertama, Kita sangat menyayangkan seorang pejabat negara, petinggi partai, dan ketua DPR RI mengeluarkan statemen yang menimbulkan kegaduhan bagi masyarakat. Kontroversi terkait ucapan Puan itu berawal saat pengumuman bakal calon yang diusung pada Pilkada Sumbar. Saat itu, Puan menyelipkan harapannya soal Sumbar. Dari rekomendasi diberikan kepada Insinyur Mulyadi dan Drs H Ali Mukhni.

Kedua,   Kita sangat menyayangkan seorang pejabat negara, petinggi partai, dan ketua DPR RI namun menggunakan klaim paling pancasilais dari pihak tertanggung sehubungan dengan adanya organisasi baik masyarakat sampai partai politik untuk melawan non-pancasilais yakni golongan agamawan Islam dari Minangkabau.

Faktanya, polemik kemudian muncul di sumatra barat hingga imbauan agar Puan meminta maaf muncul dari sejumlah pihak. orang Minang  memastikan ucapan Puan bermaksud menyinggung tanah minang berpegang pada Adat bersandar pada Islam.

Tertulis sebelum Indonesia merdeka bahwa "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" atau disingkat (ABS-SBK) sebagai pedoman ketahanan keluarga di Minangkabau. Artinya tatanan norma itu sudah menjadi tolak ukur lagi bagi masyarakat Minang  berdasarkan kitabullah yakni Al-Quran.

Ketiga, Kita sangat menyayangkan seorang pejabat negara, petinggi partai, dan ketua DPR RI mengeluarkan statemen yang menimbulkan klaim sepihak ini  di Sumatra Barat untuk polarisasi baik identitas agama, nasionalisme, atau ideologi pancasila untuk memecah rakyat ke beberapa kutub yang berseberangan.

Keempat, Kita sangat menyayangkan seorang pejabat negara, petinggi partai, dan ketua DPR RI mengeluarkan statemen yang menimbulkan fanatik buta atas nasionalisme versus islamisme hingga probabilitas akan hilangnya keberadaban pilkada 2020.

Terakhir, Kita sangat menyayangkan seorang pejabat negara, petinggi partai, dan ketua DPR RI mengeluarkan statemen yang menimbulkan perpecahan semakin digendrangkan untuk PILKADA 2020. Pengalaman kasus-kasus Pilkada sebelumnya dan Pilpres 2019  menunjukkan bahwa terdapat potensi disintegrasi yang destruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun