Akhir-akhir ini ada banyak tokoh wanita julit yang sedang naik daun setelah Bu Tejo, awalnya kita juga tidak mengetahui karena tokoh itu mulai muncul di TV bernama puan. Bu Tejo kerempongannya dalam grup media sosial sedangkan puan dalam media massa dan meluas. Owalah, lebay ternyata sebuah pernyataan pendek yang mengisahkan kerempongannya puan terhadap sumatra barat.
Semoga Sumatera Barat menjadi Provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila. Ini adalah doa sekaligus sindiran terhadap Sumatra Barat. Mengapa Sumatra Barat tidak mendukung PDI-Perjuangan sebagai alat politik yang pancasilais di Indonesia.
Komentar “Anjay” kembali muncul dari sumatra barat karena ini membuat diskursus masyarakat erat kaitannya mereka akan berpisah dari NKRI dan nilai-nilai pancasila.
Masyarakat sumatra Barat menyatakan yang mendirikan bangsa dan penggagas Pancasila adalah Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Tan Malaka. Ketiganya merupakan pahlawan nasional kelahiran Sumatera Barat sehingga mustahil anak cucu ideologis mereka cerai dari NKRI dan Pancasila. Menurut Irwan Rinaldi, Pengamat politik senior menyatakan sebaiknya dikotomi nasionalis dan religius jangan dipertajam diperkuat argumentasi Abdurrofi Abdullah.
"Saya setuju bahwa masyarakat sumatra barat memang tidak perlu dikotomi antara wilayah PDIP dan wilayah non-PDIP karena pancasila tidak ditentukan oleh partai tapi etika dan moral masyarakat yang merepresentatifkan nilai-nilai pancasila. Tugas Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI berhasil membumikan pancasila tidak hanya di sumatra barat," Ucap Abdurrofi Abdullah Azzam, PhD Pada Jum'at 4 September 2020 jam 09:05 am.
Masyarakat di Sumatra Barat belum menyukai PDIP karena Bung Karno menjadi presiden diktator sehingga ia diturunkan oleh mahasiswa, Ia baik menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia tapi serakah dan gila jabatan dan wanita. Menurut Analisis Fery W bahwa Pernyataan Puan Maharani ini bisa menjadi kontraproduktif bagi kehidupan berbangsa. Polarisasi akan bertambah tajam.
Cucu Soekarno, Puan Maharani mengingatkan bagaimana membumikan Pancasila. Bukan hanya di Sumatera Barat tetapi seluruh wilayah Indonesia. Puan juga harus sabar menerima kenyataan masyarakat Sumatra Barat belum menyukainya. Ia membangun narasi kurang produktif dan cenderung membangun polarisasi diantara masyarakat antara basis PDIP dan non-PDIP.
Sumatra Barat begitu memiliki selera tinggi mengenai pancasila banyak tokoh nasional yang kita kenal dan ikut bicara pancasila. Namun mereka belum bisa merekat pada masyarakat sumatra Barat. Latar belakang PDIP dan PKS saling serang mengenai Puan. Semua ini berawal dari pernyataan Puan Maharani saat memberikan rekomendasi kepada Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mulyadi-Ali Mukhni.
Alih-alih mendapatkan dukungan malah tidak mendapatkan simpati, perlu diketahui bahwa DNA Pancasila Sumatra barat memang luar biasa, Megawati dan Puan sama-sama kagum dengan Sumatera Barat. Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila bukan untuk dibicarakan tapi diteladankan oleh tokoh nasional.
Uniknya DNA masyarakat ini sering mendapatkan pengaruh bahwa "1 teladan lebih baik daripada 1000 retorika". Pertanyaannya adalah PDIP dan Puan sudah menjadi teladan yang baik bagi masyarakat sumatra barat?