Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anjay, Indonesia Tanpa Kekerasan!

3 September 2020   09:03 Diperbarui: 4 September 2020   10:35 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekerasan (idntimes.com)

Siapapun mengecam anda, jika anda sudah melewati ambang toleransi kemanusiaan. Satu hal yang dihindari wali songo dalam interaksi adalah kekerasan baik verbal maupun fisik dalam awal mula datang ke Nusantara. Beragam spektrum dan bentuk kekerasan yang beragam terekam dalam CATAHU 2020. Pemerintah Indonesia memiliki tantangan untuk mencegah kekerasan antar individu, antar kelompok dan lainnya.

Dalam kurun waktu 12 tahun, kekerasan terhadap perempuan meningkat sebanyak 792% (hampir 800%) artinya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia selama 12 tahun meningkat hampir 8 kali lipat. Diagram di atas masih merupakan fenomena gunung es, yang dapat diartikan bahwa dalam situasi yang sebenarnya, kondisi perempuan Indonesia jauh mengalami kehidupan yang tidak aman.

Sejenak penulis tertegun dengan permintaan Indonesia tanpa kekerasan seakan-akan mungkin terjadi. Dalam konteks ini, ritual keagamaan yang hidup dalam masyarakat. Tra­disi keagamaan sebagai “kelembutan” yang dianut oleh komu­nitas masyarakat tertentu yang harus dihargai. “kelembutan” semacam itu berangkat dari keya­kin­­an, dan bukan hanya dari pengalaman keluarga penuh cinta dan kasih sayang.

Penjelasan ini cukup penting ka­rena ia bisa menjadi semacam perspektif bahwa pendidikan, bacaan, dan pengalaman sese­orang Indonesia bisa merubah pandang­an hidup dan pemikirannya. Namun de­mi­kian, yang perlu di­ca­tat adalah bahwa seseorang tidak seharusnya memonopoli atau memaksakan egonya kepada orang apalagi sampai terjadi kekerasan.

Umumnya simbol-simbol islam dipergunakan upaya-upaya politis untuk kekuasaan.  Itu hal biasa saja namun hal luar biasa jika dalam aksi atau tindak­an politiknya membangun kesejukan dan melindungi tumpah-darah tanpa melihat latar belakang itu baru luar biasa. Misi utama wali songo bukanlah untuk memba­ngun ke­ra­ja­an atau negara tapi membangun perdamaian dan mencegah tumpah darah dengan pendekatan Ketuhanan yang Maha Esa.

Pendangkalan Agama ketika seseorang melakukan kekerasan atas nama agama bahkan sampai perang. Seandainya, Walisongo bisa hidup kembali, Mereka akan sedih namnun tidak akan mengecam keras dan mengutuk aktor kekerasan tapi sejumlah kelompok Islam radikal "didalamkan agamanya" agar tidak dangkal cara berpikir ala sumbu pendek.  Alasan penggunaan kekerasan untuk pendidikan agama sampai menyakiti sesama anak bangsa tetap melanggar hak asasi manusia.

Pe­miskinan in­te­lektual terhadap hak asasi manusia karena pandangan sempit tanpa pencerahan. Wali songo meminta agar wah­yu Tuhan dipahami untuk awal gerbang perdamaian, bukan permusuhan. Banyak hal yang diya­ki­ni sebagai ke­kuat­an pencerahan dalam  dimensi eskatologisnya de­ngan Islam, yang lalu membentuk panteisme.

Jelas, kalau kita proyeksikan bayangan masa lalu itu, bertam­bah nyata persamaan maupun per­be­da­an dalam semangat perdamaian. Mengingat hal itulah perlu kita sadari betapa pentingnya catatan-catatan historis yang dikenal oleh kedua belah pihak. Seharusnya kekerasan menjadi hal tabu, namun kini menjadi anomali-anamali yang ada ditengah masyarakat beragama.

Seiring dengan kondisi ob­jek­tif masalah-masalah baru kekerasan akan terus bermunculan. Maka, Sebuah bingkai pemikiran wali songo bisa jadi  solusi karena cakupan persoalan yang dibahas cukup luas dan beragam. Islammu dan islamku karena islamkan Indonesia tanpa kekerasan dalam mengatasi realitas sosial.(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun