Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumahku dan Rumahmu adalah Alasan Kita Tidak Berani Bertemu

19 Agustus 2020   19:35 Diperbarui: 19 Agustus 2020   19:54 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah beda wilayah (sumber : realityhouse.co.id)

Rumahku dan rumahmu adalah alasan kita tidak berani bertemu karena taman bunga dan kehidupan dalam ketidaksetaraan serta ketimpangan penghasilan di Indonesia. Menurut Abdurrofi, ketimpangan penghasilan berdampak pada ketimpangan terhadap kepemilikan rumah dan harta benda, pendidikan, dan kesehatan. Ketimpangan penghasilan karena sumber daya manusia rendah daya saing dan tidak adaptasi dengan tantangan zaman.

Tidak adaptasi dengan perkembangan zaman sampai tidak mampu mengelola keuangan. Bagaimana mereka betapa boros dianggap sebagai orang rendah dalam pengelolaan penghasilan. Ibarat  setiap kucing memiliki kepribadian individu dan menyentuh kita secara unik. Siapa pun yang pernah memiliki kucing tahu tentang sifat spesialnya termasuk mekanisme mengelola penghasilan sedikit.

Bukankah ini aspek yang memikat kita sebagai pemilik kucing baik kampung, persia, himalayan, ragamuffin, birman, radgol sampai angora. Saya adalah orang yang tidak suka hewan kecuali kucing, Sayangnya dengan pengalaman makhluk berbulu ini. Setiap hari, habiskan biaya dengan kucing, anak saya belajar sesuatu yang baru tentang cara mereka memandang dunia bahwa kita harus membuat hidup berkualitas sebelum menerima amanah seekor kucing. 

Dengan kucing oren saja bertanggung jawab apalagi ketika beliau menjadi kepala keluarga

Banyak orangtua yang terpesona oleh anak muda yang tekun dan belajar membangun kemandirian finasialnya. Dengan memahami bahwa setiap orang memiliki kebutuhan, Mereka akan memiliki alasan untuk memungkinkan keluarga bermartabat ibarat menjadi kucing yang hebat dan lebat. Kerja serius memikirkan masa depan keluarga dan keturunannanya kucing. Tentunya, Mereka harus memikirkan setiap tanggung jawab sebagai manusia beriman pada Tuhan.

Pemilik langit dan Bumi yaitu Tuhan Adil jika anak muda  benar-benar yakin maka mereka bekerja giat. Tentu yang malas akan tersingkirkan dalam persaingan hidup. Anda pemilik tanggungjawab hidup Anda karena kelak orangtua tidak akan menemani dan selalu ada, itu pesan turun temurun keluarga. Anak muda harus diajarkan betapa menderitanya tinggal di wilayah kumuh dan kotor sehingga mereka semangat bekerja.

Mereka belum mengetahui betapa tidak enaknya menjadi warga negara di wilayah kumuh, mengetahuinya makan,  minum dan  bermain game online. Orientasi pemahaman dunia kapitalisme diajarkan sebagai alat kesejahteraan. Bukankah kita selalu berdoa berikanlah kebahagiaan di dunia dan diakhirat, untuk itu menabung untuk rumah adalah pilihan pemuda cerdas dibandingkan untuk hedonisme dan foya-foya.

Dengan semangat membara belajar kemudian dilanjutkan keinginan luhur hidup berkualitas sehingga anak muda tidak menjadi beban negara.  Tidak pernah negara melarang warga negara untuk hidup berkualitas dan sejahtera. Malahan bangga mereka bisa mengubah dirinya sebelum mengubah dunia. Artinya setelah berhasil pencapaian kecil bersemangat untuk pencapaian besar. Semangat mengambil peran pemuda untuk hidup berkualitas

Salam excellent,

Pemuda Pemoody Indonesia

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun