Dalam urusan pemerintahan di Indonesia tidak sedikit pejabat mempersulit pengurusan baik pendirian perusahaan, penanaman modal, dan ekspor perdagangan setidaknya itu keluhan kolega pengusaha dan investor.Â
Semua mereka buat sulit bila ingin mudah harus dengan mudah keluarkan uang. Tentu, pembaca excellent juga pernah mengalami hal paling dekat pembuatan SIM atau E-KTP kendaraan dengan menyogok uang karena pilihan tidak diinginkan nurani.
Selain itu, Banyak pejabat yang melanggar aturan agama, Misalkan mereka dengan makan uang rakya dengan mark up menciptakan keuntungan.Â
Mark up ditambahkan ke total biaya yang dikeluarkan oleh pejabat dan disuruh pada ASN/PNS. Padahal mereka sudah memiliki penghasilan tetap. Mark up menurut Abdurrofi adalah tidak diperlukan dalam pemerintahan yang diluar prosedur. Ini sering dinyatakan sebagai persentase atas biaya.
Cepat atau lambat mereka akan mendapatkan kesialan karena mereka selalu membuat masyarakat jengkel dan resah. Pejabat atau PNS/ASN terlibat akan mendapatkan doa-doa tidak baik.Â
Duhai Tuhanku Yang Maha Esa, Siapapun yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan rakyat, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi kepentingan rakyat, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya. Aamiin Ya Allah Ya Robbal Alamin.Â
Meskipun demikian mereka makan uang rakyat tapi tak akan berani makan babi terutama bagi yang beragama Islam.
Rasionalitas paling excellent, sewaktu pendidikan usia muda orang tua tidak merasa perlu mengatakan "Jangan Makan Uang Rakyat?" karena anak-anak mereka terlalu muda untuk hal itu. Mereka dari kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah yang mustahil menjadi pejabat. Tapi orangtua mereka mengatakan "Jangan Makan Babi?".
Anak-anak mereka bertanya, "Mengapa tidak boleh makan babi?". Orangtua selalu menjawab "karena Babi adalah haram, babi kotor dan menjijikan dilihat kasat mata". Pandangan itu tertanam sejak muda begitu kuat secara psikis sehingga menjadi prinsip. Mereka tak bisa makan babi menunjukan  kekuatan menanamkan prinsip sejak muda.
Hal itu membuat orangtua cerdas menanamkan pada anaknya bahwa makan uang rakyat itu haram seperti makan babi. Meskipun orangtua cerdas tersebut tidak mengetahui kelak anak-anaknya entah menjadi pengusaha atau pejabat. Anak-anak makan uang rakyat seperti babi yang serakah dan tidak akan pernah puas. Manusia bisa bertahan hidup dengan kapasitas dan kapabilitas serta kepercayaan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!