Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Pejabat Tak Makan Daging Babi tapi Makan Uang Rakyat?

12 Agustus 2020   21:18 Diperbarui: 12 Agustus 2020   21:32 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The transparency and honesty for millions of trust and hope 2014© (pinoynewsmagazine.com/ Amando Doronila)

Dalam urusan pemerintahan di Indonesia tidak sedikit pejabat mempersulit pengurusan baik pendirian perusahaan, penanaman modal, dan ekspor perdagangan setidaknya itu keluhan kolega pengusaha dan investor. 

Semua mereka buat sulit bila ingin mudah harus dengan mudah keluarkan uang. Tentu, pembaca excellent juga pernah mengalami hal paling dekat pembuatan SIM atau E-KTP kendaraan dengan menyogok uang karena pilihan tidak diinginkan nurani.

Selain itu, Banyak pejabat yang melanggar aturan agama, Misalkan mereka dengan makan uang rakya dengan mark up menciptakan keuntungan. 

Mark up ditambahkan ke total biaya yang dikeluarkan oleh pejabat dan disuruh pada ASN/PNS. Padahal mereka sudah memiliki penghasilan tetap. Mark up menurut Abdurrofi adalah tidak diperlukan dalam pemerintahan yang diluar prosedur. Ini sering dinyatakan sebagai persentase atas biaya.

Cepat atau lambat mereka akan mendapatkan kesialan karena mereka selalu membuat masyarakat jengkel dan resah. Pejabat atau PNS/ASN terlibat akan mendapatkan doa-doa tidak baik. 

Duhai Tuhanku Yang Maha Esa, Siapapun yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan rakyat, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi kepentingan rakyat, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya. Aamiin Ya Allah Ya Robbal Alamin. 

Meskipun demikian mereka makan uang rakyat tapi tak akan berani makan babi terutama bagi yang beragama Islam.

Rasionalitas paling excellent, sewaktu pendidikan usia muda orang tua tidak merasa perlu mengatakan "Jangan Makan Uang Rakyat?" karena anak-anak mereka terlalu muda untuk hal itu. Mereka dari kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah yang mustahil menjadi pejabat. Tapi orangtua mereka mengatakan "Jangan Makan Babi?".

Anak-anak mereka bertanya, "Mengapa tidak boleh makan babi?". Orangtua selalu menjawab "karena Babi adalah haram, babi kotor dan menjijikan dilihat kasat mata". Pandangan itu tertanam sejak muda begitu kuat secara psikis sehingga menjadi prinsip. Mereka tak bisa makan babi menunjukan  kekuatan menanamkan prinsip sejak muda.

Hal itu membuat orangtua cerdas menanamkan pada anaknya bahwa makan uang rakyat itu haram seperti makan babi. Meskipun orangtua cerdas tersebut tidak mengetahui kelak anak-anaknya entah menjadi pengusaha atau pejabat. Anak-anak makan uang rakyat seperti babi yang serakah dan tidak akan pernah puas. Manusia bisa bertahan hidup dengan kapasitas dan kapabilitas serta kepercayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun