Mohon tunggu...
abdul rohman
abdul rohman Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ahlaq yang mulia bisa didapat oleh santri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lahirnya Paham yang Menjelaskan Qadha dan Qadar

5 Oktober 2018   01:29 Diperbarui: 12 Oktober 2018   08:15 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

kisah lahirnya suatu paham yang menjelaskan qadha dan qadar

 

  • KISAH LAHIRNYA PAHAM YANG MENJELASKAN QADHA DAN QADAR
    A.PENGERTIAN JABARIAH
    Secara bahasa jabariah berasal dari kata jabbara yang mengundang atri “ memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu.salah satu sifat dari Allah SWT adalah al-jabbar yang berarti allah maha memaksa.sedangkan menurut istilah jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan mennyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT.Dengan kata lain dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa [majbur]
    A.ASAL USUL ALIRAN JABARIAH
    Aliran Jabariyah diduga telah ada sejak sebelum agama Islam datang ke masyarakat Arab. Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh gurun pasir telah memberi pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka. Aliran Jabariyah ini selanjutnya mengembangkan pahamnya sesuai dengan perkembangan masyarakat pada masa itu, sebagaimana telah disebutkan di atas. Aliran ini mengajarkan paham bahwa manusia dalam melakukan perbuatannya berada dalam keadaan terpaksa. Manusia dianggap tidak mempunyai kebebasan dan kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Semua terikat pada kehendak mutlak Allah.

    Dalam sejarah tercatat bahwa orang yang pertama kali mengemukakan paham Jabariyah di kalangan umat Islam adalah al-Ja'ad Ibnu Dirham. Pandangan-pandangan Ja'ad ini, kemudian disebarluaskan oleh para pengikutnya, seperti Jahm bin Safwan.

    Manusia menurut aliran Jabariyah adalah sangat lemah, tidak berdaya, serta terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Manusia tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas, sebagaimana dimiliki oleh paham Qadariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari aturan, skenario, dan kehendak Allah. Segala akibat baik dan buruk yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnnya adalah merupakan ketentuan Allah. Akan tetapi, ada kecenderungan bahwa Tuhan lebih memperlihatkan sikap-Nya yang mutlak, absolut, dan berbuat sekehendak-Nya. Hal ini dapat menimbulkan paham seolah-olah Tuhan tidak adil. Misalnya, Tuhan menyiksa orang yang berbuat dosa, tetapi perbuatan dosa yang dilakukan orang itu terjadi atas kehendak-Nya.
    {THABRANI,2012:hal.53-54,57-58}

    Baik aliran Qadariyah maupun Jabariyah tampaknya memperlihatkan paham yang saling bertentangan sekalipun mereka sama-sama berpegang pada Al-Qur’an. Hal ini memperlihatkan betapa terbukanya kemungkinan terjadinya perbedaan pendapat dalam Islam.
    Dan kemudian ketika jaman rasulullah SAW sudah muncul peristiwa yang menyangkut aliran jabariah sebagain berikut:


    • Suatu ketika nabi menjumpai sahabat yang bertengkar mengenai masalah takdir tuhan.akan tetapi nabi melarang agar tidak salah penafsiran dalam persoalan tersebut.agar terhindar dari kekeliruan tengtang penafsiran ayat ayat tuhan mengenai takdir
    • [JAMRAH,2015:hal.124]
    • C.PARA PEMIMPIN DAN DOKTRIN DOKTRIN JABARIAH
    •  
    •  
    •  Menurut asy-syahratani, jabariah itu dapat di kelompokkan menjadi 2 bagian yaitu: ekstrem dan moderat,pendapatnya mengenai jabariah ekstrem adalah segala perbuatan manusia bukan merupakan yang timbul dari kemauan, melaikan perbuatan tersebut di paksa atas dirinya, misal nya:kalau ada seorang pencuri,perbuatan mencuri itu bukan dari kehendaknya sendiri melaikan karena qadha dan qadar yang menghendaki demikian, berikut ini pemuka dari jabariah ekstrem
    • 1.] jahm bin shafwan
    • Nama lengkapnya adalah abu mahrus jaham bin shofwan.ia berasal dari khurasan tinggal di kuffah.ia seorang dai fasih dan lincah.ia menduduki seketaris harist surais seorang mawali yang menentang pemerintah bani umayyah di khurasan.ia ditawan kemudian dibunuh secara politis tanta ada kaitannya dengan agama.
    • Sebagai penganut dan penyebar aliran jabariah,banyak sekali usaha usaha antara lain menyebarkan doktrinnya ke berbagai tempat seperti di tirmidz dan balk
    • Diantara pendapat jahm atas persoalan teologi[ilmu yang membahas tentang ketuhanan serta hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan tuhan dengan manusia] adalah sebagai berikut:
    • Manusia tidak mampu berbuat apa apa,maksudnya dia tidak mempunyai daya,kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan
    • Surga dan neraka tidak kekal ,tidak ada yang kekal ke cuali tuhan
    • Iman adalah membenarkan dalam hati
    • Kalam tuhan adalah makhluk Allah maha suci dari segala sifat dan keserupaan dengan manusia,misal berbicara,mendengar,dan melihat.begitu pula tuhan tidak bisa dilihat dengan mata indra di akhirat kelak
  • 2.] ja’d bin dirham
    Ja’d adalah seorang maulana dari bani hakim,tinggal di damaskus.ia dibesarkan di lingkungan kristenyang senang membicarkan teologi.yang mulanya dia di percaya untuk mengajar di lingkungan bani umayyah akan tetapi pemikirannya yang kontroversial terlihat, bani umayyah menolak sehingga ia pergi ke kuffah dan bertemu dengan jahm yang berhasil bertukar bikiran san kemudian di kembang kan dan di sebarluas kan
    Doktrin pokok dari ja’d secara umum sama dengan jahm, Al- ghuraby menjelaskan sebagai berikut:
    [1]. Al- Qur’an itu adalah makhluk. Oleh karena itu dia baru,sesuatu yang baru tidak bisa di sifatkan kepada Allah
    [2]. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahluk seperti,berbicara,melihat dan mendengar.
    [3].manusia terpaksa oleh Allah dalam hal segala-galanya.
    Berikut iniTokoh tokoh yang yang mebahas tentang jabariah moderat

    • Al-Najjar
    • Nama lengkapnya adalah husain bin muhammad An-Najjar wafat 230 H.para pengikutnya disebut An-Najjariyah atau Al-Husainiyyah.diantara pendapatnya yaitu
    • 1.tuhan menciptakan segala perbuatan manusia,tetapi manusia itu harus mengambil peran dalam mewujudkan perbutannya tersebut.dengan demikian manusia itu tidak lagi menjadi wayang yang bergantung dengan dalang sebab tenaga yang di ciptakan untuk mempunyai efek mewujudkannya perbuatan perbuatannya
    • 2. tuhan tidak dapat di lihat di akhirat,akan tetapi an najjar menyatakan tuhan dapat memindahkan potensi hati yaitu dengan mata makrifat sehinnga dapat melihat tuhan.
  • b. adh-Dhirar
    nama lengkap nya adalah dhirar bin amir.pendapatnya tentang perbuatan manusia sama dengan husain an najjar.yaitu manusia tidak hanya menjadi wayang yang di gerakkan dalang manusia mempunyai bagian untuk melakukan perbuatannya dan tidak semata mata perbuatannya itu dipaksa. Secara tegas dhirar mengatakan timbulnya perbuatan itu diliputi oleh dua hal artinya perbuatan manusia tidak hanya di timbulkan oleh tuhan,tetapi juga oleh manusianya yang turut berperan dalam mewujudkannya perbuatan perbuatan.
    Mengenai tuhan diakhirat,dhirar mengatakan bahwa tuhan dapat dilihat di akhirat melaui indra keenam.
    [Rozak&anwar,2012:84-87]
     
     
  •  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun